Hujan Malam

 
foto dari google
Malam begitu pekat diantara kilat, desau angin dan hujan yang mendera.
Ah…dingin begitu menusuk nusuk  menggapai tubuh dari  sisi sisi  jendela..
Sepasang tangan pun dengan cekat menarik kain dan merapatkan tubuh
Sembunyikan diri dibalik tebal selimut
Lalu terbuai dalam dekap malam…

Hei! Yang berselimut.
Lihat diri mu,  masih kah… kau katakan Tuhan tidak adil…
Malam ini diantara hujan lebat berkilat..
Tuhan telah memberimu tempat beratap menyantap lelap yang tak sekejap

Lantas ..!
Apa kabar dia disana…?
Tubuh dingin…diterpa alam  yang tak bersahabat…
Ditengah malam beku…
Menggenggam jemari yang bergetar dan memucat..
Merapatkan tubuh pada dinding dingin jembatan..
Menyandarkan diri Pada tiang –tiang pasar…
Memeluk lutut yang mulai gemelutuk dan perut yang  berteriak lapar.

Hei Yang berselimut…!
Tak kah bisa kau menepis dingin
Membiarkan gigil menegakkan semua  bulu roma
Biarkan Air mengalir dalam lekuk anggota wudhu..
Rendahkan dahi… sejajar tanah..
Meninggikan ketaqwaan  sejajar langit..
Menghina diri  serendah-rendahnya lalu Memuji-NYA setinggi-tingginya

Biarkanlah hujan menenggelamkan diri dalam deras  aliran iman.
Dan membanjiri hati dengan Zikir yang selalu mengingat-Nya
Dan Biarkan Angin menyapu segala  keangkuhan dan kesombongan.
Jangan  biarkan hujan malam , membuat diri terperangkap dalam gelap kekufuran.

-------
*By  : Novili*

14 komentar

  1. Sejuk membaca puisi ini....

    Salam kenal mak...saya dah follow...
    kalau ada waktu mampir keblogku ya mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih..kunjungannya mak...., salam kenal kembali... *saya segera menuju... :)

      Hapus
  2. ALhamdulillah kita mash bisa pakai selimut dan tidur dengan nyaman ya mak ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak....., kadang jadi kepikiran tentang diri sendiri yang kurang bersyukur... :)

      Makasih kunjungannya...

      Hapus
  3. Ih kakaa, aku sukaa nih puisinyaa..
    diksi nya gak macem2 tapi nyampe maknanyaa :) kereen..

    BalasHapus
    Balasan
    1. diksinya... kurang ada pengandaian.. ya ran.... :D

      Hapus
  4. Menyentuh banget ni. dalam banget maknanya.

    BalasHapus
  5. saat hujan turun di malam hari..saat itulah doa diijabah Sang Khaliq....keep happy blogging always..salam dari Makassar :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hujan..merupakan waktu terijabah doa juga ya...

      Hapus
  6. Aku membayangkan mbak Nova baca puisi ini di panggung lalu ditonton orang banyak, pasti bagus banget :)

    BalasHapus
  7. Merinding bacanya, Mbaak. Keingat hinanya diri :(

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan kritik dan sarannya di sini yach...:), Tidak terima komentar spam dan komentar mengandung Link,brokenlink , dan harus menggunakan nama semestinya , anonim dan merk tidak akan diterbitkan.