Besar Periuk, Besar Pula Keraknya


sumber : Internet
Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tak pernah merasa puas, baik dari segi kepuasan batin misalnya prestasi, kekuasaan, jabatan , maupun yang menyangkut harta benda terutama uang. Uang memang bukan segalanya, tapi jujur saja saat ini siapa sih orang yang gak mau mendapat penghasilan lebih. Hampir semua orang berfikir bagaimana bisa mendapatkan pekerjaan sampingan atau melakukan bisnis yang lain agar mendapat penghasilan tambahan.

Tapi nyatanya sebanyak apapun uang yang terkumpul jika kita tak pandai mengelolanya tak akan pernah merasa cukup. Bertambah penghasilan, banyak pula yang hendak di beli, udah punya motor pengen mobil, mobil satu ingin nambah jadi dua atau tiga, atau pengen merk yang lebih keren. Oke…, gak usah bicara soal kendaraan yang nambah dan yang mewah-mewah. Seperti saya aja dapet uang lebih aja, langsung pilih baju, pilih jilbab , kredit Toples Tu****w*** aduh…ada saja yang selalu dibeli jadi tuh uang rasanya ngepas banget walaupun dapet lebih.

Dan itu kadang bukan sebuah kebutuhan tapi hanya bentuk keinginan untuk sebuah gengsi memuaskan kan nafsu yang sesungguhnya tak pernah merasa puas. Seperti pribahasa melayu “BESAR PERIUK, BESAR PULA KERAKNYA” , “BESAR PENDAPATAN BESAR PULA LAH PENGELUARANNYA”. Berapa pun uang yang di terima dirasa tak pernah mencukupi. Padahal Allah mewanti-wanti agar kita selalu bersifat Qona’ah merasa cukup dan ridha atas apa yang kita peroleh, berpuas hati dengan apa yang ada. Dengan begitu sebesar apa pun periuk kita jangan sampai kerak yang dihasilkan sebegitu juga *kalo perlu periuk anti lengket..wkkkwkwkke*, sebesar apapun penghasilan kita jangan sampai pengeluaran kita ikut berlebihan pula.
“BESAR PERIUK, BESAR PULA KERAKNYA” merupakan pribahasa melayu yang mengingatkan kita agar dapat mengelola keuangan dengan bijak dan tentunya menumbuhkan sifat Qona’ah dalam diri kita agar selalu bersyukur kepada Allah.

Sifat Qona’ah bukan bearti membuat kita malas untuk meraih rejeki yang lebih, tapi tujuannya adalah untuk meningkatkan syukur atas rezeki yang kita peroleh dan dapat menyalurkannya ke hal-hal yang lebih baik atau membelanjakan ke hal-hal yang diperlukan saja bukan sekedar foya-foya. Sikap Qona’ah ini tentunya bukan saja untuk orang yang berduit saja agar tak menghamburkan harta tapi juga untuk kita yang gaji tiap bulannya sebesar 5 koma, tiap tanggal lima udah koma * he2*, agar tidak dengki dengan rejeki yang diperoleh orang lain namun tetap bisa bersyukur dengan rejeki yang kita peroleh dan terus berusaha dijalan yang halal dan diridhoi Allah. Dengan demikian kita tak terkesan ngoyo mengejar kepentingan dunia saja tapi juga dengan tujuan akhirat.

Rasulullah bersabda melalu beberapa riwayat hadistnya :
“Tidaklah kekayaan itu dengan banyak harta, tetapi sesungguhnya kekayaan itu ialah kekayaan jiwa” (HR. Bukhari dan Muslim”

“ Jadilah kamu seorang yang wara’, nanti kamu menjadi sebaik-baiknya hamba Allah. Jadilah kamu seorang Qona’ah nanti kamu jadi orang yang paling bersyukur kepada ALLAH (HR Al-Baihaqi)

Sudah merupakan fitrah manusia menyukai kesenangan dunia , baik wanita, anak-anak mereka, kebun, dan harta benda Allah pun menerangkan itu dalam firmannya, tapi Allah mengingatkan bahwa sebaik-baiknya tempat kembali adalah kepada Nya. Itu bearti bahwa dalam mengelola keuangan kita tak hanya memikirkan kepentingan dunia saja tapi juga akhirat menjadi tujuan utama.

“BESAR PERIUK, BESAR PULA KERAKNYA” menurut saya pribadi tak hanya diartikan BESAR PENDAPATAN, BESAR PULA PENGELUARAN” tapi juga bisa diartikan “ BESAR PENDAPATAN, BESAR PULA TABUNGAN” * jiiaaaah…tentu saja iya..!!! :) hehhe * tentunya tak saja tabungan dunia tapi juga tabungan akhirat.
----

14 komentar

  1. Saya juga orang melayu.. :)
    Iyaa memang bener juga! Terkadang kita kalau udah dapat penghasilan yang besar, keinginan yang macam2 pun malah muncul..

    Mudah2an kita bisa tetap Qona'ah yaa Mbak..
    Sukses buat GA-nya!!

    BalasHapus
  2. Maaaak kemana aja kok baru nongol hehehe...saya setuju dg pendapatnya, memang begitulah kenyataannya, orang yang besar pendapatannya semakin besar pula pengeluarannya, TFS ya mak, semoga menang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kemana... kemana...kemana...???? *ayu ting-ting *

      Iya... Mak.. Mayoritas kita gitu mah.... Banyak duit.. Banyak pula pengennya... hi2, thanks kunjungannya mak...

      Hapus
  3. wahhh hehehe pizz salah sebut saya ternyata ini mbak" maaf y mbak hehe saya kira temen saya raniy hehe...sa;am kenal ya mbak novi mksih knjungnnya ke tempat saya wah ikutan GA juga ya smga menang dah..mski sy juga ebrharap menang jg hehe pizz.. waahh subhanallah mbak ini mengingatkan sekali dan dalam maknanya saya suka tulisannya mbak nova ^_^ keren ^-^.9 smga kita termasuk hamba-hama yg qanaahnya aammin Ya Rabb

    BalasHapus
  4. terimakasih juga..untuk kunjungan baliknya....

    Aamiin... :)

    BalasHapus
  5. pengennya sih besar pendapatan dan besar tabungan, tapi kebutuhan semakin banyak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga pengen gitu...., bukan hanya krn bnyk kebutuhan.... Tapi juga Krn periuk saya kecil... Jadi masak cuma dikit He2, makasih berkenan mampir...

      Hapus
  6. berapapun besarnya penghasilan kita, tapi kalau kita tidak pandai bersyukur, maka kita akan selalu kekurangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget mbak... Mesti banyak bersyukur...

      Hapus
  7. itu mah mending timbang besar pasak daripada tiang, kan? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. beda lah.... Kalo besar pask dari tiang.. Besar pengeluaran dari pendapatan...., klo ini pendapatan gede diikuti dengan pengeluaran yang sama....

      Hapus
  8. terkadang emang bener..besar pendapatan besar juga pengeluaran..hehe

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan kritik dan sarannya di sini yach...:), Tidak terima komentar spam dan komentar mengandung Link,brokenlink , dan harus menggunakan nama semestinya , anonim dan merk tidak akan diterbitkan.