Agama dan Identitas


Akhir-akhir ini banyak yang bicara soal agama, banyak yang merasa sok tahu tentang agama, termasuk saya. Setiap orang merasa perlu mengungkapkan  apa yang iya pahami, ntah itu benar atau tidak, ya termasuk saya ,lagi. :D . Tidak salah, semua sah-sah saja , mengemukakan pendapat, ini negara demokrasi semua orang boleh mengemukakan opini asal bukan menjelekkan agama orang lain, ini menurut saya, jika ada yang melakukan nya ,resiko tanggung sendiri. Siap-siap di caci maki di tengah khalayak media sosial.


Bagiku agama bukan saja sebuah kepercayaan atau hubungan pribadi dengan sesuatu yang dianggap Tuhan nya,  tapi merupakan sebuah identitas di tengah masyarakat yang heterogen. Jadi tidak ada yang salah, ketika  melakukan kesalahan agama akan turut serta disebut-sebut.

“Is.. padahal orang Islam kok kerjaan mabuk-mabukan terus “ padahal banyak agama di luar Islam juga melarang itu.


“Padahal dia sering ke gereja loh, tapi istri orang diselingkuhin”


Nah, apapun  yang kamu lakukan baik penuh pujian atau cacian agama tetap dibawa. Agama adalah identitas diri. Jadi nih , kalau ada yang bilang agama harus dihilangkan dari Kartu Tanda Penduduk alias KTP aku termasuk orang yang tidak setuju. Agama dikartu identitas itu penting, apalagi semacam KTP, mohon maaf saja kalau ada nemu mayat dijalan gak dikenal  gak tau keluarganya dimana, dan jika kebetulan bawa KTP, paling tidak sudah tahu mau dimakamkan dengan cara yang bagaimana. Terutama yang muslim yang wajib menikah dengan yang seagama, jika tidak ada kolom agama pada KTP, mana bukti bahwa calon suami beragama islam?. Selain itu bukti bahwa negara kita itu  Bhinneka Tunggal Ika, bahwa masyarakat kita memiliki agama yang beragam. 

Takut aja sih,ketika agama tak boleh diperlihatkan di kartu identitas lama-lama tak boleh juga menunjukkan agama dalam cara berpakaian,padahal khususnya Islam ada tata cara berpakaian terutama yang wanita, atau agama lain yang harus berpakaian tertentu seperti biksu atau yang lainnya, saya gak hafal. Tidak boleh juga mengucapkan kata-kata dengan idiom agama, alhamdulilah, puji Tuhan dsb. Lebih menakutkan jika simbol-simbol agama terhapus dari negri ini. Terlalu jauh ya?, tapi bisa saja terjadi.


Setuju banget kalau negara kita menolak komunisme atau atheisme. Negara dengan agama menurut ku lebih meriah, lebih teratur. Perayaan agama itu sangat menyenangkan dan mengakrabkan, ada lebaran, ada natal, ada imlek dll. Sedikit banyaknya kita menikmati semua hari raya itu kok,  minimal menikmati diskon belanja dimana-mana ketika mendekati perayaan #ehgimana :D , suasana yang meriah membuat peluang baru bagi masyarakat untuk mengais rejeki, bikin kue, bikin takjil, bikin parcel dan lainnya, serta taradisi mudik yang  seru.


Agak gimana-gimana kalau ada yang memandang agama sebelah mata. Misalnya dengan bertanya :
“ Kenapa  manusia harus tolong menolong?”
Terus dijawab
“Ya..sebagai makhluk yang beragama kita harus…….”


“Terus apakah yang tidak beragama tidak tolong menolong? buktinya yang komunis juga tolong menolong?”


Ini pertanyaan yang sengaja menjebak seperti menganggap remeh agama.Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa sebagai orang yang memiliki agama dan negra yang memiliki asas ketuhanan  wajar saja saat melakukan sesuatu atau menyebut sesuatu dengan  membawa-bawa agama.Tapi lihat situasi atau kondisi juga sih, ntar takutnya yang dengar malah eneg, kaya dia aja yang punya agama, :D.


Jika mau tau apa alasan orang atheisme mau tolong menolong, ya tanyalah pada mereka apa alasannya. Jangan tanyakan pada orang yang beragama. Jika ditanya pada orang beragama pasti bilang itu perintah Tuhan ada naluri baik yang ditanamkan Tuhan pada jiwa manusia. Pasti Tuhan akan selalu dibawa.


Menurut aku (kamu? terserah aja :D) agama juga  mencegah banyak kejahatan yang terjadi, walau banyak juga yang beragama yang berbuat jahat, tapi ada hubungan tindak kejahatan dengan agama.Perampok memiliki agama banyak, tapi lebih banyak yang gak mau merampok karena merampok itu sesuatu yang dilarang agama. Pezina itu sangat banyak tapi lebih banyak yang tercegah dari perbuatan zina karena itu karena dilarang Tuhan, seandainya tidak ada ketaatan pada agama, zina pasti meraja “enak-enakan” , selama ini yg mencegah kita, karena ingat dosa, benar kan?? . Sedangkan ada agama saja sudah merebak, apalagi jika tidak ada. Yang korupsi rata-rata memiliki agama, tetapi lebih banyak yang nggak korupsi karena alasan takut dosa.


Ya , Agama itu identitas walau sebenarnya lebih dari itu, tapi dalam pergaulan bermasyarakat  agama itu identitas.Jadi, gak usah sinis jika berurusan ke suatu instansi atau lainnya. jika harus menyebutkan agama. Misalnya ketika mendaftar di Rumah Sakit, saya sangat yakin bukan maksud membedakan atau pengobatan dibeda-bedakan, tapi itu adalah data identitas diri. Misalnya yang nama  Nova itu banyak, nanti berkas riwayat penyakit tertukar bagaimana? jadi Identitas yang ada sebagai pembedanya. Toh buktinya RS  yang yayasannya  beda agama tetap ditawarkan diperlakukan dengan baik kan?, jika ada perbedaan karena agama di RS tertentu  mungkin hanya oknum,  kita bisa melapor ke pihak terkait. Di Bank pun begitu saat mengisi formulir awal pendaftaran ada kolom agama yang harus di isi, ya wajarlah negara kita negara agama kok, apalagi sekarang ada perbankan syariah, tapi saya rasa non muslim pun  boleh menikmatinya (CMIWW) . Bagi aku tabungan syariah cocok banget buat orang seperti aku yang nabung nggak banyak, uang pokok tetap utuh walau gak ditambah selama tiga bulan. Beda banget kalau konvensional awal nabung  buka 1 juta, tiga bulan lagi mau nyetor eh, tabungan berkurang sekian puluh ribu. Jadi kalau mau nabung ya ke syariah saja, nitip duit ;D. Loh? kok jadi bahas ini, #ngelantur.

Begini saja, sebagai yang memiliki agama dengan negara yang berketuhanan yang maha esa, gak usahlah sinis dengan kata “Agama”. Jika ada ulama yang menganjurkan sesuatu ya itu sudah menjadi tugasnya, jika gak mau nurutin, itu urusan masing-masing. Banyak menyeru agar jangan mencuri, toh yang mencuri banyak. Sampai muncrat-muncrat  melarang jangan ini itu, tapi yang melanggar tak terhitung. Ya itu tugas mereka kok, kita gak bisa protes, mau setuju atau nggak itu balik ke pribadi masing-masing saja. Asal yang diseru itu tepat kepada jemaahnya. Ustadz dan ulama kepada jemaah muslim, dan pendeta menyeru kepada jemaat nya.  Kecuali menyerukan sesuatu yang berbau agama ketika umat bercampur  baur, misalnya acara kemerdekaan atau sumpah pemuda yang dihadiri oleh lintas agama. 

Benar jika Indonesia  adalah negara beragama, dan bukan milik satu agama. Tapi jangan tuduhkan sesuatu pada satu agama jika belum jelas kepastian dan faktanya . Apalagi tuduhan itu keluar dari mulut orang yang gak jelas menjalankan agamanya apa, dibilang muslim tapi gak patuh dengan aturan, dibilang kristen gak terdaftar di gereja, apalagi jika sampai linglung dengan kepribadiannya.

28 komentar

  1. Agama bukan sekedar selembar ktp/kk tapi juga bentuk kepercayaan pada tuhan yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dalam bertingkah laku, melakukan sesuatu , sosialisasi di dalam masyarakat

    BalasHapus
  2. Urusan orang tersebut menjalankan perintah agamanya adalah urusan masing-masing. Tapi sebagai orang yang seiman kita tetap harus mengingatkan tanpa bermaksud sok tahu.
    Biar bagaimanapun agama sudah pasti bersatu dengan identitas. Sama dengan warga negara dan jenis kelamin. Menurut aku ya.... (yang juga sok tahu)

    BalasHapus
  3. Ada orang yang beragama islam tapi masih juga mengonsumsi narkoba untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam penampilan. Ada juga yang berjudi serram meminum minuman keras seperti beer, alkohol, wine, dan sejenisnya.

    nurazizahkim.blogspot.com

    BalasHapus
  4. Adem banget tulisannya mba, sangat-sangat setuju. Cuma ngelus dada dan istigfar aja deh saat ada yang menjelekkan agama apapun dengan gampangnya melalui status-status di social media. Gatel pengen ikutan komentar tapi alhamdulillah hati ini masih bisa nahan ^^ thanks for sharing mba, Salam kenal ya

    BalasHapus
  5. wuih,tulisannya mantep nih, sama, saya pun tidak setuju jika kolom agama ditiadakan karena dampaknya tidak sepele

    BalasHapus
  6. Beberapa waktu lalu pernah ngeliat ibu2 paruh baya pake gamis dan kerudung panjang, eh, asik ngisep rokok :D. Saya sendiri masih kaget nemu semacam ini, pikiran saya itu: ah, pake gamis kerudung memang nggak menentukan kesalehan. Bukan berarti saya ngecap ibu itu nggak salehah, tapi perlu diakui hijab dan gamis saat ini ngebooming karena tren aja. Siapapun bisa pakai. Dulu kerudung panjang dan gamis biasanya hanya dipakai anak2 rohis dan sejenisnya pas masa Orde Baru :D

    Masalahnya, banyaknya yang masih awam sama Islam bikin orang gampang ngejudge, begitu juga jika terjadi sebaliknya. Itu mungkin yang bisa jadi bikin ilfil sama agama lain, begitu juga mereka, banyak juga yang ilfil sama Islam saat melihat keseharian orang yang mereka lihat atau kenal. Sebagai yang punya agama, rata2 kita memang akan dinilai baik buruknya berdasarkan ketaatan dengan Tuhannya. Jadi memang susah sih karena agama memang identitas, lebih kuat daripada apapun karena agama itu sifatnya spiritual, lebih pribadi dibanding rahasia antara suami istri. Kata saya yang sok tahu juga:D


    BalasHapus
  7. Saya senang dengan tulisannya yang tegas tapi tidak "menunjuk"

    BalasHapus
  8. Bner ya, kalau tetiba ada kejadian nemu mayat tak dikenal mau di makanan dengan cara apa?

    BalasHapus
  9. Identitas kita ya agama kita, dan kemana mana harus diketahui orang lain,

    BalasHapus
  10. aaah setuju! agama ga bisa dipisahkan dengan identitas kita. agak rancu juga sih jika di ktp agama akan ditiadakan, errr

    BalasHapus
  11. Kampung saya sekarang sudah terbuka soal perbedaan agama. Banyak pendatang non muslim bikin tetangga tahu kalau indonesia itu bukan pangadegan (kampung kami) aja. Hahaha...

    BalasHapus
  12. beragama itu tercermin dr prilaku kita, kl beragama tp prilakunya tak sesuai, mknya org itu hrs belajar lagi memaknai agamanya

    BalasHapus
  13. Ya benar kita akan negara yg mengakui lima agama jadi yanharus jelas menunjukkan bahwa kita masyarakat beragama, salah satunya di KTP.

    BalasHapus
  14. Kalau di media sosial, saya belum berani ngomong banyak tentang agama. Ya paling share apa yg dikatakan oleh yg sudah ahli aja :)

    Takut salah euy..mau belajar dulu.

    BalasHapus
  15. Apapun kelakuan seseorang hendakny jgn do mulai dr agamanya y mba bnr bnget, Karena agama tdk akn pernah Salah yg Salah adlh pribadiitu sndiri

    BalasHapus
  16. Gimana pun juga agama harus jadi identitas..ketika kita tidsk lagi bisa bicara, berpikir,hanya diam (mati) identitaslah yang menentukan akhir perjalanan di dunia

    BalasHapus
  17. Wah kalau agama dihilangkan dr KTP, andai (amit2 jabang bayi) kecelakaan di jalan gtu, pas gk ada yg urus, khawatir jenazahnya kalau muslim tdk diperlakukan sbgmn muslim, hiks ngeri.

    Kalau saya selama ini memilih gaul sama siapa saja, tapi utk urusan beribadah tdk saya campur adukkan, sesuai iman yg kita yakini TFs

    BalasHapus
  18. Setuju mbak, agama di kartu identitas perlu..meski masalah keseharian biarlah itu jadi urusan masing-masing pribadi dengan Tuhan. Tak perlu menghakimi toh kita belum tentu lebih baik dari yang kita komentari ...:)

    BalasHapus
  19. agama ya identitas, Islam contohnya ya harus mengedepankan aspek ajaran islam donk, misalnya berhijab, sholat dan lainnya

    BalasHapus
  20. apapun yang dilakukan selalu ingat bakal dimintai pertanggungjawaban masing-masing

    BalasHapus
  21. Saya setuju dengan opini mbak nova, agama di KTP harus ada.. tetap bersahabat dengan sesama tanpa mencampuradukkan ibadah :)

    BalasHapus
  22. Padahal, urusan agama hak pribadi masing-masing ya Mbak. Saya selalu senang tinggal di Aceh di mana kehidupan beragama cukup kental sekali :)

    BalasHapus
  23. agama dengan identitas memang tidak bisa dipisahkan dan bisa berjalan beriringan. sha juga kurang setuju sih kalau di hapuskan dar KTP :)

    BalasHapus
  24. Saya sekarang makin menahan diri bila berbicara tentang agama di dunia maya. Bahasannya sensitif. Padahal kalau dibaca perlahan sebetulnya enggak juga

    BalasHapus
  25. setuju sekali. Mbak. Penting kalau agama selalu tercantum di kartu identitas kita, karena kita tidak akan pernah tahu juga apa yang terjadi nanti. Aku juga resah sama orang2 yang sok tahu agama dan mengkofar-kafirkan sesama. Agama adalah antara kita dan Tuhan. Yang kita judge, belum tentu buruk di mata Tuhan juga.

    BalasHapus
  26. Agama tak pernah salah ya mak..semua kembali ke diri masing-masing

    BalasHapus
  27. Praktik beragama yang belum dilakukan oleh kita yang beragama. Yuk belajar terus! Semangat ibadah tunjukkan agama dan diri kita seirama.

    BalasHapus
  28. Yang paling aneh, beragama, tetapi ajarannya tak tampak pada sikap pemeluknya.

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan kritik dan sarannya di sini yach...:), Tidak terima komentar spam dan komentar mengandung Link,brokenlink , dan harus menggunakan nama semestinya , anonim dan merk tidak akan diterbitkan.