Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta." (Al-Ankabut: 2-3)
-------------------
"Kami Telah beriman!"
"Kami sdh bertaqwa"
" kami org2 yg sholeh, Kami org baik2"
"kami org2 saleh..dari kumpulan organisasi terbaik dinegri ini!"
"Kami adlah ikhwan-akhwat penyeru kebaikan....yang.. Yang...
"Kami adalah.. Yang..
Bla...bla...bla...
Upz....!!!!! :o
Masih berani kah kita mengatakan hal itu...???
Yang bisa menilai kita itu sholeh..bertaqwa itu hanyalah Allah .swt, karena ukuran ketaqwaan itu..bukan berdasarkan ukuran manusia tapi berdasar kadar ketetapan Allah..
Bisa jadi sesuatu yang kita anggap sangat sempurna tapi masih bernilai kurang di mata Allah.
Bisa jadi diluar kita terlihat sbg orang yang bertaqwa...yang terlihat begitu alim.. tapi..jauh di lubuk hati sana ada sebutir debu kesombongan dan rasa ria..maka ketaqwaan kita masih jauh dari sempurna.
Jangan anggap diri mu terbaik.. Jangan anggap diri mu hebat..
Jangan anggap dirimu telah beriman dan bertaqwa..sebelum LULUs ujian dari Allah swt.
Dan yg mesti kita ingat bahwa ujian dan cobaan itu bukanlah dalam bentuk kesusahan dan kesedihan saja.. tapi juga berupa kebahagiaan..kemewahan.. Dan keriangan..
Banyak orang yang lulus jika di uji dengan kesedihan..karena rasa tertekan dan sempit bisa membuat dekat kpd Allah(mungkin salah satunya adalah kita pribadi), Tapi jika kita mendapat sebuah kebahagiaan membuat kita lalai dari mengingatnya..
Dan yang memiliki hak paten bahwa seseorang telah lulus uji "emisi"
(he2 kaya mobil ) adalah Allah SWT.
So....
Bismillah..
Semoga kita bisa selalu mendekatkan diri Pada Allah..baik dikala susah maupun senang..dan ketaqwaan yang kita miliki membuat kita lebih rendah hati dan dijauhkan dari rasa ria, Amin..
Wallahu'alam....
Salam Hangat,
*foto: google
Saya pribadi tidak berani mengatakan apakah saya beriman, Karena Allah lebih mengetahui isi hati manusia. Lebih baik berusaha berbuat kebaikan dan menjadi manusia berguna bagi manusia lain.
BalasHapusmakasih tulisannya
sepakat....biarlah Allah yang maha tahu, yang menilainya.... terimakasih kunjungannya.. :)
Hapus