Hujan belum juga reda..
Senja berangsur menurunkan tabirnya dan menyelipkan kegelapan disana..
Diantara remang lampu, tampak sosok wanita berjalan dengan langkah cepat setengah berlari, menyusuri gang, sesekali menyeka air mata yang disamarkan oleh air hujan yang mengalir diwajahnya. Sepertinya ia ingin cepat sampai dirumah.
"Assalammu'alaikum" sambil membuka pintu yang tak terkunci
"Wa'alaikumsalam nda...ya ampun sampai kuyup begini" seorang pria menyambutnya dengan rasa khawatir
"Sebentar nda.. jangan masuk dulu" lanjutnya, lalu buru-buru mengambilkan handuk, dan kembali. "Kok..tadi gak nelpon, biar dijemput, didepan gang, nanti di bawakan payung" pria itu berujar sambil mengelap wajah wanita itu dengan penuh kasih
"Ah.. Kan dekat mas, cuma 200 meter "
"Tapi kan.. jadi kuyup gini.., kalo sakit bagaimana? Eh..kamu nangis ? " dia menatap mata wanita itu lekat-lekat.
"Nggak ko mas..., hujan kan deras..mataku jadi perih merah gini.., hmm aku kekamar mandi dulu ya.." ujar wanita itu menghindar
"Baiklah sayang..langsung mandi ya..aku bikinkan teh anget buat kamu, setelah itu kita sholat maghrib berjamaah ya?" ujarnya tersenyum.
"Iya mas..terimakasih ya" wanita itu ikut tersenyum, da mengambil handuk dari tangan suaminya.
***
Kini senja telah lewat, malam pun kian larut seiring bergulirnya waktu, dan hujan belum juga reda
Ditatapnya lekat-lekat Pria yang terlelap tidur disampingnya, nyenyak sekali , dibelainya rambut pria itu..
***
"Hai Lena, sudah lama ?"
"Baru saja kak...kak Rino, ke sini naik apa..?"
"Taksi.., mobilku mogok ,jadi kita naik taksi saja ya...?"
"Baiklah.."
"Yuuukk.." Rino memeluk bahu perempuan itu menuju taksi yang sudah menunggu.
"Kita mau kemana sih Kak?"
Tanya perempuan itu setelah dalam taksi.
"Ketempat spesial lah....kita akan rayakan , 3 bulan pertemuan kita"
"Ah.. Kak Rino, bisa saja.... Kita ini sudah tua..bukan anak SMA lagi loh.." terkikik geli perempuan itu...
Rino, kakak kelasnya merupakan ketua Osis di SMA nya dulu, banyak cewek-cewek disekolah mengidolakan kegagahan dan kepintarannya, dia termasuk seorang cewek yang beruntung, karena Rino telah memproklamirkan dirinya sebagai pacar. Betapa bangga dan bahagianya dia kala itu.
Tapi sayang, mereka terpisah. Rino setelah lulus, ia pindah ke Kalimantan ikut pamannya . Dan komunikasi mereka terputus.
Dan setelah 12 tahun berlalu, kini mereka dipertemukan kembali, disaat semuanya tak seperti dulu, disaat Lena tak lagi sendiri. Namun debar-debar yang mereka simpan ketika SMA kini masih memiliki getaran yang sama. Dia begitu menyukai perhatian dan kebaikan-kebaikan Rino atas dirinya.
"Nah..yukk kita turun, dah sampai"
"Dimana ini kak..." Perempuan itu mengedarkan pandangan disekelilingnya.
"Udah...kita turun dulu.."
"Ini dimana...?" mereka telah sampai di sebuahh Villa mungil, dengan halaman yang luas
"Ini adalah Villa salah satu kerabat ku, biasanya mereka kemari tiap liburan anak sekolah, karena kosong kita memanfaatkannya. Tenang saja aku telah persiapkan semua"
"Yuk masuk.... Ayooo..."
"Loh kok malah bengong ayo masuk" tambah pria itu lagi..
Lena agak ragu melangkah.
"Nah..bagaimana nyamankan villanya...." Lena mengedarkan pandangan sekelilingnya, sepi. Dia hanya diam saja dari tadi timbul was-was dihatinya.
"Nah..nanti malam kita nginap dikamar itu, dan besok pagi kita baru pulang" Ujar Rino sambil bersandar di sofa.
Degh!
"Apa menginap?!" kaget lena mendengarnya..
"Iya..menginap , kita senang-senang malam ini" Rino bangkit menuju kulkas mengambil soft drink.
"Tidak bisa kak, sore ini saya mesti pulang!" Tegas Lena
"Suamiku pasti sudah menunggu ku..." tambahnya..
"Alah.... Kamu tinggal telpon suami kamu, dan beri alasan, kamu mesti menginap di rumah sari atau teman lain...bereskan!? Lagian aku yakin suami mu yang begok itu, pasti percaya kok"
"Kak Rino! Jaga omongan ya!"
"Kenapa? " sambil menuangkan minuman kegelas, dan memberikannya ke Lena.
"Suami ku ga bego" minum satu tegukan dan memegang gelas dengan gundah.
"Ha ha ha.." Rino tertawa keras
"Kenapa Tertawa..?"
"Ah tidak...kita istirahat dulu yuk, kamu pasti capekkan?" Rino menggeser duduknya mendekati Lena.
"Atau kita mandi dulu..., berdua di bawah shower itu enak loh" Rino mengerling nakal dan merangkul pundak Lena.
Lena menepis , tangan kekar Rino.
"Kenapa Len...? bukankah kamu merindukan saat-saat begini, menikmati waktu yang hanya kita berdua? Memadu kasih...menikmati malam..menyelesaikan pelukan-pelukan kita dulu yang telah lama tertunda?"
Jijik Lena mendengarnya, tiba-tiba rasa suka nya pada Rino berubah jadi benci yang amat sangat.
"Maaf Kak.., aku tak pernah berpikir sejauh itu, lebih baik kita pulang sekarang, lagian diluar mendung. Takut kita terjebak macet, dan pulang terlalu malam" Lena berusaha tenang.
"Pulang? Tidak..kita baru pulang besok, bukannya asyik jika mendung lalu hujan berderai..., dan butir-butir kerinduan kita ikut mengalir bersama malam yang banjir dengan hasrat kita?"
Makin Merinding Lena mendengarnya, tak percaya seorang Rino, punyaa niat dan rencana sekotor itu.
"Oke! "Lena berdiri mengambil Tasnya..
"Kalau kakak tidak mau mengantar pulang, saya bisa pulang sendiri kok permisi."
"Oups..!!" Rino merentangkan tangan
"Tidak bisa!! Kamu boleh pergi dari sini setelah kita menyelesaikan hasrat kita" ujarnya
Lena menggigil ketakutan, berusaha mendorong tubuh Rino, tapi tubuh lelaki itu begitu kuat. Kemudian Rino mendorong tubuh Lena dengan kasar hingga tersandar ke sofa.
Lalu memeluk paksa Lena, Lena meronta berusaha melepas pelukan Rino yang bersiap menciumnya, dan melepas kancing bajunya.
Plak!!
Lena menampar Rino, Rino semakin bersemangat. Dan Lena pun mencoba menendang bagian bawah Selangkangan Rino. Lelaki Bejat itu terjengkang dan menahan sakit. Kesempatan itu digunakan Lena untuk Lari keluar, disaat itu hujan mulai turun...
Dia berlari dan menangis sampai ujung jalan, ternyata taksi yang di tumpangi masih mangkal disana, supirnya istirahat dan minum kopi di warung dekat sana. Lena pulang dan sejadi-jadinya menangis. Supir taksi hanya diam, melihat Lena seperti itu dia faham apa yang terjadi.
Dalam kelunya ia terbayang Mas Hendra yang menunggunya di rumah. Seorang lelaki penyayang , penyabar yang begitu amat mencintainya,
yang telah menikahinya 3 tahun lalu. Ah... Begitu bodohnya Ia, mau menerima Rino mengisi hari-harinya beberapa bulan ini, teleponan, smsan, bahkan berjanji bertemu di suatu tempat, tapi di pastikan sekedar makan, atau nonton saja. Tak terpikirkan olehnya akan terjadi hal ini. Rino lelaki Bejat tapi aku juga salah kenapa aku mau, kenapa aku membuka peluang? Padahal Cinta suamiku telah mencukupi.
"Mas..tadi Sari meneleponku, dia ngajak ketemuan dan ingin menteraktirku, mungkin aku pulang sore"
"Ya sudah...tapi kalu bisa pulang jangan terlalu sore ya..., hati-hati dijalan kalau ada apa-apa telepon mas ya.., mas takut terjadi apa-apa dengan dinda, mas sayang dinda" ujar lelaki itu serambi mengecup kening Lena
"Iya mas..., Lena juga sayang mas kok"
Ah...!! Ingin rasanya dia mengambil palu dan memecahkan kepalanya, biar makin bodoh.
Begitu jahatnya ia pada mas Hendra. Kenapa ia begitu nekat membohongi seorang yang begitu menyintainya.
Mungkin ini Hukuman karena telah berbohong kepada Suaminya.
tergugu Lena dalam tangisnya...dan terisak-isak menyesali perbuatannya..hingga air matanya mengalir deras dan menetes ke wajah Hendra, dan membangunkan pria yang terlelap itu.
"Loh!, apa ini... Kamu kenapa sayang..kok nangis, kamu belum tidur? Kamu sakit nda....?" Hendra bangkit dan duduk memeluk Lena
Lena makin menangis...
"Ada apa sayang? "Hendra bingung serambi mengelap air mata wanita yang amat dicintainya itu.
"Maafkan Dinda Mas...." bisiknya lirih..
"Kenapa mesti minta maaf..?" membelai rambut lena.
"Tadi Dinda bulang senja..., dan mas menunggu dinda dengan rasa khawatir" Lena terisak.
"Gak apa sayang..., ketika mendung tadi mas takut kamu kehujanan, lalu mas berdo'a.. Ya Tuhan jaga istriku ya.. Aku takut istriku kenapa-napa..yah..tapi do'a nya gak makbul. Kamu pulang malah mandi hujan gitu..."
Makin terisak Lena mendengar itu, dia yakin dia selamat dari nafsu kotor Rino itu berkat do'a suaminya.
"Kenapa sih...kamu jadi sedih begini..?"
"Ntah lah, tadi dinda sempat berfikir bagaimana kalau kita terpisah?"
"Sssst.... Sudah jangan berpikir macam-macam, malam sudah larut..bagaimana kalau kita tidur..takut besok kesiangan subuhnya" Hendra merangkul merebahkan tubuh Lena, dan memeluk rapat tubuh istrinya itu.
"Ayo..tidur, pejamkan matanya.."
"Gak bisa merem"
"Kenapa sayang.."
"Di luar hujan deras berisik..."
"Terus..?"
"Terus apa....?
"Terus..apakah kita harus menciptakan suara-suara berisik juga dikamar ini agar suara hujan di luar menjadi samar hmmm...??" Hendra mengerling nakal
"Maksudnya...?" Lena masih tidak mengerti
"Maksudnya....."
"Au..!!! Mas apa-apan sih...geli tau" Hendra Terus menggelitik pinggang Lena.. Hendra tertawa lepas melihat istrinya kegelian.
"Mas geli tau....!!! Au...!!! iya..iya... sekarang tidur....” Ujarnya menyerah.
"ha ha...manjur...sini tidur.. Mas peluk yah.."
"He..eh.." Lena manja,serambi mencium kening suaminya
Ah...akhirnya hatinya bisa tenang juga ..dan bersyukur..Tuhan telah menyelamatkannya, tak terbayangkan apa yang terjadi jika malam ini ia masih bersama Rino. Mungkin Pria itu telah mencabik-cabik kehormatannya. Tuhan..terimakasih Kau telah menyelamatkanku dan Terimakasih telah menganugrahkan suami yang begitu baik, bisik hatinya lirih.
**TAMAT**
baca juga artikel lainnya :
TENTANG PERNIKAHAN
PARENTING
KESEHATAN LAMBUNG DAN LAIN-LAIN
KEHAMILAN
bagus kak ceritanya :)
BalasHapusgak bisa komentar dah hhihihih :D
lah.. ni komentar.. atao geremeng2 sih.. :D
Hapusaduhhh cerpen yg menggugah..sedih tp akhir yg happy ending..
BalasHapussalam sahabat dari bandung
Makasih mbak yuli yulia, salam sahabat juga dari Riau (salaman) :)
Hapushanyut dalam cerita dan penonton ikut bahahagia dengan hepei endingnya.
BalasHapusPingin banget belajar nulis cerpen dna novel.