MENJAGA KESEHATAN MENTAL DI TENGAH WABAH CORONA



Covid-19 atau dikenal dengan virus Corona adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan penyebaran begitu cepat, pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan pada akhir 2019 lalu. 


Penyebaran virus ini sangat cepat dan mudah untuk menular,  tak heran ribuan orang meninggal akibat virus ini, dan merebak ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam waktu kurun satu bulan sudah sekitar 500 san orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus ini. Dan menurut data 40 orang meninggal dunia, dan sekitar 30 orang yang dinyatakan sembuh. 


Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar , kondisi seperti saat ini  hampir semua orang tanpa diminta akan mencari segala informasi tentang si “Rona” ini. Segala informasi dilahap habis, bejubel memenuhi kepala. Bahkan sebagian dengan suka rela memberikan informasi di tiap sosial media, bahkan tanpa mengecek kebenaran beritanya.


Ketakutan itu sudah pasti, siapa sih yang mau terinfeksi? Apalagi bisa menularkan ke orang lain tanpa kita ketahui. Keputusan pemerintah di sebagian negara di dunia  untuk Lockdown dan meminta agar mengisolasi diri #dirumahsaja, membuat orang-orang panik dalam berbelanja , memborong segala sesuatunya yang dianggap perlu secara berlebihan . Beberapa waktu lalu viral ketika ada yang berkelahi berebut tisu toilet, karena takut kehabisan. Aku kok kepikiran disaat semacam itu, kenapa ya  gak di edukasi bagaimana cara cebok dengan air hahaaha. Tiba-tiba kok senang jadi orang Indonesia.


Hadirnya Virus ini banyak menimbulkan berbagai kecemasan dalam diri. Takut tertular, cemas gak bisa kemana-mana, cemas kehabisan stok makanan, cemas gak kebagian hand sanitizer, cemas kehabisan masker, cemas gelisah mendampingi anak belajar di sela rutinitas yang ada.   Terlalu banyak PR kita untuk meredakan kecemasan ini.


Sadar gak sih , jika kecemasan itu  mengundang penyakit? Pada kondisi tertentu  disaat kita cemas pasti ada perasaan pusing, mual, mulas, muntah bahkan diare, dan sesak nafas. Nah jika kecemasan ringan saja bisa membuat sakit, bagaimana jika apa-apa dibikin panik duluan. Sebenarnya bukan  kena Virus, tapi jadi paranoid , batuk dikit saja kepikiran , eh jangan-jangan aku kena nih .., tuh sesak nafas kan…? padahal sesak nafas karena cemas, asam lambung naik atau ntah karena capek. Rasa cemas itu mempengaruhi imunitas tubuh loh, bukan kah disaat seperti ini justru imunitas tubuh justru harus terjaga. Penting bagi kita menjaga kesehatan, tak hanya menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh tetapi juga kesehatan mental.


Untuk mengurangi kecemasan dan menjaga kesehatan mental adalah dengan menarik nafas dalam-dalam dan jalani semua dengan damai. Toh percuma saja stress, karena gak akan membuat keadaan ini cepat berlalu. Seandainya hal ini membuat keadaan tambah ribet, tambah banyak kerjaan, ngurus rumah sambil kerja sambil momong anak , menemani belajar anak, ya dinikmati saja. Karena jika sudah kesal duluan dengan keadaan apa yang kita lakukan tak mendapatkan manfaat , capek iya, lelah iya, stress iya, pahala kosong, dan semua yang dilakukan jadi nggak maksimal, ujung-ujungnya malah sakit dan daya tahan tubuh jadi turun.


Agar hati damai dan tentram pastikan 4 sehat 5  tentram sudah kita terapkan.
  1. Menjaga kebersihan. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Karena ini lebih efektif dibanding hand sanitizer. Kecuali jika dalam perjalanan. Gunakan masker jika terpaksa keluar rumah
  2. Ikuti anjuran pemerintah untuk dirumah saja, jauhi kerumunan dan jaga jarak dengan orang lain. Dari SMS yang saya dapat dari BNBP minimal 1 meter. Ini penting agar tak tertular atau bisa jadi kita menularkan pada orang lain.
  3. Perbanyak minum air putih, buah dan vitamin. Dan tak salahnya membuat ramuan rempah untuk menjaga imunitas tubuh.
  4. Batasi informasi yang masuk yang berkaitan dengan Covid-19. Mencari informasi itu bagus, tapi jangan dari pagi sampai sore yang dilahap  cuma itu saja. Di Facebook, di Whatsapp, di TV semua dipelototin. Berita yang kita lihat dan baca kadang tak semua benar, dan kebanyakan membuat cemas dan takut, berujung turunnya imunitas. Kepala dan hati kita tidak bisa menampung semua itu, gak akan sanggup.  Mending skip aja berita-berita yang gak jelas sumber dan keabsahannya. Jangan ikut sharing , cukup berhenti dikamu dan abaikan. Jika ada waktu senggang bisa mengerjakan hobi di rumah seperti memasak, atau membereskan rumah, bisa quality time bersama keluarga. Jangan stress ketika harus dirumah saja, kita bisa menambah ibadah seperti mengaji , sholat dhuha yang ketika hari biasa kita abai kita bisa lakukan rutin.
  5. Berserah diri sepenuhnya kepada Allah pengatur langit dan bumi beserta isinya.  Akhir dari semua Ikhtiar adalah Tawakal dimana usaha kita telah maksimal dilakukan. Bahwa segala sesuatu tak akan terjadi tanpa izin Nya. Menyerahkan segala sesuatu nya kepada Allah setelah terpenuhi ikhtiar akan membuat hati tenang, tidak grasa grusu apalagi stress. Dengan perubahan rutinitas, perubahan kebiasaan memang awalnya tak terbiasa namun kita harus menikmatinya agar kita tak tertekan.
  6. Lakukan Rapid Test Secara Mandiri. Tinggal di Jakarta atau di daerah lain yang termasuk zona Merah penyebaran Corona Memang akan membuat hati semakin was-was. Apakah saya juga terinfeksi? dan merupakan termasuk orang tanpa gejala. Perasaan ini mencul pada orang-orang yang memiliki kegiatan padat diluar rumah, sering berinteraksi dengan banyak orang , karena alasan pekerjaan atau lainnya. Ada pertanyaan kemana saya harus test? Rumah sakit mana yang bisa dan menerima pasien yang ingin melakukan Rapid Test? Apakah kamu termasuk didalamnya?. Gak usah bingung kini Halodoc Mempermudah kamu untuk melakukan Rapid Test secara mandiri .

Bagaimana Cara Melakukan Rapid Test Melalui Halodoc?

Cara melakukan rapid test melalui Halodoc mudah kokYuk, ikuti instruksinya berikut ini:

  1. Pertama-tama, buka aplikasi Halodoc dan klik tombol "COVID-19 Test" kemudian kamu klik ini: Lokasi Rapid Test Drive.
  2. Setelah itu, kamu bisa memilih tempat dan waktu untuk melakukan rapid test ini.
  3. Kamu akan diminta untuk mengunggah foto/scan informasi diri (KTP untuk orang dewasa, dan Kartu Keluarga untuk anak di bawah umur) dan melakukan pemesanan. 
  4. Jika sudah mengunggahnya, kamu akan melanjutkan ke tahap pembayaran. Biaya akan bergantung kepada biaya jasa tenaga medis dan penyediaan alat yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
  5. Setelah berhasil, maka kamu akan menerima kembali SMS konfirmasi tentang jadwal tes dan detail pesanan. SMS tersebut harus ditunjukkan kepada petugas medis saat melakukan pemeriksaan kelak.  
Semoga kemudahan yang diberikan Halodoc membuat kamu tenang, nggak panik, dan imunitas tubuh tetap terjaga.

Pada akhirnya hanya bisa menyempurnakan ikhtiar dengan bait-bait doa yang kita panjatkan, agar kita semua diberi kesehatan dan dijauhkan dari segala penyakit, semoga wabah Covid - 19 berlalu  secepatnya, aamiin.

28 komentar

  1. setuju, menarik nafas panjang adalah cara termudah untuk rileks. semoga pandemi ini cepat berlalu aamiin

    BalasHapus
  2. Virus Corona ini emang mengejutkan. Munculnya tiba-tiba lalu mewabah ke seluruh dunia. Membuat orang pada panik dan gak siap sama sekali. Orang panik membuat logika jadi mampet. Maka orang perlu memperebutkan tisu toilet gara-gara takut nanti tak tersedia lagi. Mungkin di negara-negara yang tak punya toilet air untuk cebok, tissue sangat penting kali ya..

    BalasHapus
  3. Terima kasih 4 sehat 5 tentremnyaaa.
    Tinggal bagemana kita mengelolanya sesuai dengan takaran masing2 ya.

    BalasHapus
  4. Emang rileks salah satu yg gak boleh kita lupakan. Duh...sukanya tegangan tinggi aja nih musim begini. Semoga semua sehat dan dalam penjagaan Allah.

    BalasHapus
  5. Setuju!
    Kita kudu mengelilingi diri dengan hal-hal positif saat ini, agar bisa tetap sehat fisik dan mental melaluinya.


    BalasHapus
  6. Jujur aja nih Teh, sebenernya aku lebih ke arah matgay bangeettt kudu karantina mandiri seperti sekarang.
    Duh, lihat akun IG mall, hasrat window shoppingku meronta-ronta! ehehehehe
    Tapiii demi kebaikan bersama, ya sudahlah ditahaaaaannnn dulu aja 🙂

    BalasHapus
  7. Kalau untuk yang nomor 4 saya membatasi banget cari informasi di tv. Karena kadang-kadang hati belum siap, tau-tau denegr breaking news gak enak. Mending cari info di media sosial karena bis alebih dulu mengkondisikan kesiapan diri. Jadi lebih bisa mensortir. Itu kalau buat saya

    BalasHapus
  8. Apalagi ya banyak banget berita bertwbaran tentang covid yang kadang blm tentu benar juga tapi udah kadung ebaca dan bikin kita stress sendiri. Duh

    BalasHapus
  9. Setuju Mbak, terlalu cemas, stres atau panik malah tidak baik bagi kesehatan. Jadi lebih baik kita mensortir hal-hal yang bisa menjaga kesehatan mental

    BalasHapus
  10. Jurus 4 sehat 5 tentramnya mantap. Iya lho, baru batuk-batuk aja udah langsung pikirannya jelek melulu, jangan-jangan terinfeksi. Padahal batuknya karena debu

    BalasHapus
  11. Y Mba, sekarang aku batasin berita yang masuk dan keluar dari aku, kayanya capek juga ngomongin covid melulu. Bukannya meremehkan, ga mungkin lah, apalagi suamiku front liner, cemas pasti ada. Tapi kalo kucemas, kustress, eh yang ada malah tubuhku sakit duluan sebelum ketemu virusnya. SUami bilang kalo imunitas kita baguss, imunitas kita yang mematikan virus yang masuk. Maka sejak dia bilang gitu, aku berusaha untuk melakukan apa saja yang membuat imun meningkat, salah satunya no stress, berjemur, dan olahraga

    BalasHapus
  12. Aamii..
    semoga pandemi ini segera berlalu dan kita beraktivitas lagi seperti semula. B]Setuju, berserah diri pada Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya dan tetap berihtiar semampu kita diantaranya denga memperkuat kekebalan tubuh dan tetap berusaha #dirumahaja

    BalasHapus
  13. Bener banget, batuk dan bersin dikit langsung parno, serba khawatir, duh beneran banyak doa dan berserah ya mbak..insya Allah cepat berlalu aamiin..

    BalasHapus
  14. Awalnya aku mendapat serangan psikis efek Corona karena adaptasi ya. Dari kondisi aman, nyaman ke kondisi bagai dipenjara dan was was. Alhamdullilah sekarang seperti terbiasa awas dan terjaga jadi lebih santau tapi aware

    BalasHapus
  15. 1 sampai 5 saya ikut. Oya, yang agak susah tuh gak boleh megang muka. Kalau sambil ngetik gt kadang ikut kucek mata, kucek idung. Tapi secara mental,alhamdulillah baik-baik aja, gak ikut panic buying. Waktu juga jadi lebih banyak buat baca dan ibadah

    BalasHapus
  16. Mbaa, iya bener bagaimanapun kita harus tetap waras ya. Kalau profesiku ini buat aku mau nggak mau harus banyak menyerap banyak info soal korona. Berharap sangat ini bisa teratasi ya

    BalasHapus
  17. Aku sempat lho pas di jalan agak demam sama tenggorokan agak sakit. Tapi pas di rumah malah sembuh, ternyata itu sudah ciri-ciri serangan cemas. Jadi istighfar dan berusaha tenang sekarang

    BalasHapus
  18. Assalamualaikum...sillaturahmi Blogwalking

    Saya setuju mbak... yang penting jangan panik tanpa meremehkan.

    Yang seharusnya paling was-was adalah tenaga medis.

    BalasHapus
  19. Di awal virus ini masuk Indonesia, saya mulai cemas mbak soalnya saya punya balita. Apalagi berita yang berseliweran di medsos ya,kalau ga kita sendiri yang filter malah bikin semakin cemas. Sekarang udah hampir seminggu isolasi diri, alhamdulillah cemas berkurang. Walaupun kadang masih cemas kalau si kecil deket-deket pagar soalnya disini masih banyak yang tidak mematuhi himbauan pemerintah untuk physical distancing.

    BalasHapus
  20. Awal Indonesia mengumumkan kalau ada warga yang terkena Covid-19 ini, kebetulan banget aku lagi batuk dan asma kambuh. Duh itu parno banget mbak..
    Semoga ini semua segera berlalu ya mbak

    BalasHapus
  21. Ah, tulisan yg menenangkan ditengah2 parno sama corocoro. Sebut saja begitu biar gak nakutin. Terus terang aku akhir2 ini males buka sosmed krn sedang mewaraskan diri ditengah wabah ini. Sedang ingin menikmati family time saja di rumah. I think i dont really need a social time anymore. Dan jujur, wabah ini membuatku lebih dekat dg keluarga dan membuatku lebih bs menangis saat berdoa. Semoga semuanya cepat berakhir sebelum lebaran tiba ya mba

    BalasHapus
  22. Sebagai manusia kita wajib ikhtiar menghindari dan memutus mata rantai penyebaran virus corona ini. Sisanya serahkan kepada Allah SWT semoga Ia segera mengangkat wabah ini dari muka bumi.

    BalasHapus
  23. Semoga wabah ini segera berlalu ya. Sedih banget besok gak bisa tarawih ke masjid, gak bisa mudik lebaran. Huhuhu..

    BalasHapus
  24. Semoga segera berlalu ya musibah Corona ini. Kalo aku lebih ke urusan sekolah anak-anak yang keteteran karena sekolah di rumah.

    BalasHapus
  25. Buat yang gak kuat baca berita coal coona mending emang jauh2 dulu dr baca2 gtuan ya. Kalau saya terus terang baca aja krn dr awal udah yakin corona bakal masuk ke sini, sejak akhir tahun atau awal tahun lalu, krn pintu masuk Indonesia gak ditutup. Biasanya apdet corona buat waspada aja, sambil apdet berita terbaru sambil ngarep ada keajaiban ada obat ditemukan buat penyakit ini

    BalasHapus
  26. nah betul sekali mbak, saya setuju.

    BalasHapus
  27. perlu banget ini, aku sendiri sekarang menjauhi membaca tentang berita2 krn jadi bikin parno

    BalasHapus
  28. Iya jadi serba paranoid ya, hehe jadi mending batasi info Corona dulu daripada stres..

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan kritik dan sarannya di sini yach...:), Tidak terima komentar spam dan komentar mengandung Link,brokenlink , dan harus menggunakan nama semestinya , anonim dan merk tidak akan diterbitkan.