
Slow living sendiri merupakan pendekatan secara sadar untuk dilakukan bahwa kehidupan dijalani dengan lambat tanpa terburu-buru dalam mencapai sesauatu sehingga lebih menikmati proses dan mengahrgai setiap moment yang dilewatkan, dengan rasa tidak terburu-buru maka hidup dijalani dengan lebih damai.
Slow living ini meliputi berbagai segmen kehidupan termasuk hal keuangan dan saat bertransaksi. Bahkan untuk belanja pun sebagian orang merasa tidak perlu terburu-buru saat bertransaksi, karena bisa mengandalkan paylater.
Untuk menjadi pribadi yang produktif, ternyata bisa melakukan berbagai hal tanpa buru-buru. Kamu memang tidak dituntut untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang cepat, justru dihimbau untuk benar-benar fokus dengan apa yang saat ini dimiliki atau dikerjakan, kamu juga lebih hati-hati dan waspada dengan segala resiko dalam kehidupan. Namun ternyata, tak sedikit juga dari masyarakat yang memandang slow living sebagai sesuatu yang negatif. Hal ini dikarenakan pola hidup ini membuat kamu tidak punya ambisi terhadap apa pun.
Perhatikan Tips Ini,
Sebelum Mengikuti Slow Living
Sebelum menjalankan gaya
hidup dengan mindset slow living, kamu harus ingat bahwa ini bukan gaya
hidup yang membuat orang menjadi lebih mudah bermalas-malasan. Bahkan, tak
sedikit yang beranggapan jika slow living hanya cocok untuk masyarakat
pedesaan. Benarkah begitu?
1.
Memiliki
Komitmen pada Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah hal yang sangat penting dalam menjalani hidup slow living. Salah satu yang membedakan pola hidup ini adalah bagaimana para pelakunya memanfaatkan setiap waktu luang yang dimiliki.
Agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia,
tidak ada salahnya untuk membuat catatan kegiatan atau to do list
harian. Hal ini akan sangat membantu kamu dalam menyusun skala prioritas.
2.
Pahami
Value yang Diri Sendiri
Prinsip Slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada kualitas daripada kuantitas. maka ketahui dulu apa nilai diri kamu. Banyak hal yang nantinya akan berubah, mulai dari kebiasaan kecil hingga lingkup yang lebih besar, seperti pekerjaan.
Saat kamu mengenal diri sendiri dan kualitas apa
yang dimiliki, maka ini akan membuat lebih mudah menerapkan slow living.
Memiliki alasan kuat dalam hidup, akan membuat kita lebih tenang dalam bersikap
dan mengambil keputusan.
3.
Berikan
Waktu untuk Diri dengan Me Time
Memberi kesempatan pada diri sendiri untuk
mengambil jeda dari berbagai rutinitas harian bukanlah sesuatu yang buruk.
Bahkan, ini adalah yang sangat penting dan harus dilakukan.
Melakukan sesuatu yang sama secara kontinyu dan dalam waktu yang lama, cenderung membuat orang lebih mudah bosan hingga menyebabkan depresi. Kamu lebih berhati-hati dan menjaga pola hidup agar lebih sehat, dari makanan yang gak terburu-buru melihat makanan enak, dengan mempertimbangkan kesehatan kamu.
4.
Kendalikan
Keuangan
Menerapkan gaya hidup slow living tidak lantas membuat kamu menjadi pribadi yang pelit. Kamu tetap
bisa berbelanja atau membeli barang-barang. Namun, kamu akan lebih sadar,
apakah barang yang akan kamu beli itu memberikan manfaat atau tidak.
Ketika merasa sudah bisa mendapatkan manfaat
dari barang lama yang ada di rumah, maka kamu pun akan mengurungkan niat untuk
membelinya. Sebab, manfaat yang kamu perlukan ternyata sudah ada pada barang
lama.
Bisa dikatakan, jika gaya hidup slow living juga
membuat kamu terhindar dari sikap konsumtif bahkan impulsif saat belanja.
5.
Teratur
dengan Jam Tidur
Tidur baik itu jam berapa? Jam tidur biasanya dibedakan berdasarkan kategori usia. Namun, umumnya jam tidur yang baik itu tidak lebih dari jam 11 malam. Hal ini dikarenakan pada tengah malam ketika kita sudah terlelap, tubuh akan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Sebelum tidur, pastikan untuk banyak mendapatkan distraksi dari gawai. Terlalu banyak bermain gawai, juga akan membuat jam tidurmu tidak teratur bahkan akan lebih sering begadang.
Bermain gadget sebelum tidur nyatanya dapat
menyebabkan insomnia, ini dikarenakan hormon melatonin menjadi lebih menurun.
- Mulailah
Pagi Hari dengan Kegiatan yang Menyenangkan
Tentu kamu tahu, bahwa tak sedikit orang yang
mengawali harinya dengan terburu-buru. Dengan memiliki jam tidur yang teratur,
maka kamu juga akan memiliki waktu lebih panjang di pagi hari sebelum
berkegiatan, misal sekolah atau bekerja.
Beberapa kegiatan menyenangkan di pagi hari yang
bisa meningkatkan suasana hati, antara lain : membaca buku, journaling,
menggunakan skincare, melakukan olahraga ringan, membuat minuman
kesukaan hingga saling menyapa dengan orang lain atau tetangga.

Mudah Menjalani Slow
Living dengan PayLater dari Bank Digital
Paylater memang memberikan kamu kemudahan saat melakukan berbagai transaksi, salah satunya saat harus membeli barang-barang tertentu. Paylater terbaik tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga mudah digunakan sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk menyelesaikan satu transaksi saja.
Rekomendasi paylater
terbaik yang bisa kamu gunakan adalah paylater digibank by DBS. Ada
beberapa keuntungan yang akan kamu dapatkan, antara lain :
- Kamu
bisa akses dan monitor 24/7 di Aplikasi digibank by DBS
- Kartu
Kredit cicilan ringan hingga 60 bulan dengan approval dalam 60
detik
- GRATIS iuran tahun pertama
Keuntungan yang diberikan Aplikasi digibank by DBS memang sangat menarik. Meskipun gaya hidup dengan mindset slow living membuat kamu lebih santai dan tenang menjalani kehidupan, menggunakan aplikasi keuangan pribadi gratis ini juga akan membantu mengendalikan laju keuangan kamu.
Berdamai dengan diri sendiri terkadang memang sulit, Kak. Terima kasih atas tipsnya
BalasHapusSetuju! Sebelum benar-benar menerapkan slow living, kita bisa memulainya dari kebiasaan sederhana seperti disiplin soal jam tidur dan menggunakan uang untuk belanja barang-barang yang benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan ~
BalasHapusLagi hype banget dongggg slow living ini dan pengen banget nyoba. Mulai lah dari yang sederhana dengan mengatur jam tidur. Ini masih susah buat emak2 yang lagi marathon drakor hahaha. Kaga sadar eh tau2 jam 12, merem bentar udah subuh waktunya bikin sarapan ama bekel sekolah. wkwkwk.
BalasHapusSlow living kadang jadi alasan untuk kaum ngaret kata adek akuuu😆😆 si mamah udah teriak2 buat berangkat piknik pagi2. Sedangkan adekkuu slowlipiing banget.
BalasHapusAku nggak tau apakah ku slow living atau nggak 😅, tapi anak2 di rumah agak ambis.
Dari tulisan di atas kayaknya mah di kota jg bisa slow living ya mba^^ makasih tulisannya mba
Slow living memang bukan buat semua orang sih Mak. Terutama orang2 yang masih belum baik dalam manajemen waktu. Sejatinya slow living itu juga diikuti dengan kedisiplinan, jadi porsi kerja dan istirahat bisa seimbang. Kalo masih nunda2 kerjaan, kaya aku misalnya, wah susah banget tuh buat seimbang hahaha
BalasHapusSlow living ini memang ada sisi baiknya. Bikin kita jadi gak terburu-buru, jadinya bisa lebih jeli. Terusnya bisa bikin kita lebih bersyukur. Tapi pastinya, slow living ini harus bener komitmen dengan semuanya. Terutama soal finansial. Soalnya kalo terlena bisa jadi bom waktu.
BalasHapusSlow living itu asyik ya tapi ternyata tidak semudah kenyataannya hehehe. Mengatur jadwal untuk diri sendiri masih sulit dan jam tidur malam yang masih berantakan :D Oh, ada paylater digitank by DBS ya? Bia membantu mengendalikan pengelolaan keuangan kita nih jadi ga pusing lagi. Mantap!
BalasHapusMenerapkan slow living menjauhkan kita dari stres. Untungnya aku hidup di kota yang, menurutku, mendukung buat slow living. Orang sini hidupnya relatif santai tapi tetap produktif
BalasHapusWah gaya hidup slow living bahkan masuk juga terkait dengan slow payment yaa?
BalasHapusSebenernya bagi yang terbiasa dengan hecticnya kehidupan ibukota yang harus sat set sat set, slow living ini impian banget sih... nyaman menikmati hidup tanpa dikejar2 entah apa...
Show living ini akan terjadi ketika kita hidup secara balance di segala sisi ya, Mbak. Dari gaya hidup, kesehatan, financial juga hati.
BalasHapusSehingga kita bisa nyaman dan tentram. Namun, kadang aja ada yg bikin kesel, gak bisa damai dg diri sendiri, dll.
point pertama dan kedua menurutku adalah point yang lumayan sulit untuk dilakukan, manjemen waktu dan memahami value diri sendiri itu butuh proses dan jam terbang yang tinggi
BalasHapusAku banget deh ini, kalau pagi hari selalu memulai dengan kegiatan yang menyenangkan dan juga wajib tebar kebahagian sekecil apapun.
BalasHapusSepertinya saya sedang dalam tahap slow living. Kadang berpikir gak mau terlalu ngoyo, sesekali jeda dari rutinitas keseharian yang bisa bikin bosan.
BalasHapusInginnya bisa lebih tenang dalam bersikap dan mengambil keputusan.
Wah baru tahu betul istilah slow living ketika baca ini. Setuju dengan tidak terburu-buru dalam hidup, apalagi dalam tindakan, hubungan dengan sesama manusia, dsb. Teratur dengan jam tidur juga sangat berpengaruh. Makasih sharingnya, Mbak
BalasHapusSlow living memang mengandalkan kebahagiaan tapi tetap harus ada batasan. Misalnya pengelolaan keuangan. Yang jadi PR buat saya adalah keteraturan jam tidur. Ini yang masih belum bisa saya kelola
BalasHapusJadi mikir, ternyata saya sudah menerapkan pola hidup slow living ini lho. Ingat aja kalau mendaki gunung, saya, suami dan anak tak pernah berambisi untuk sampai di puncak secepatnya. Tapi lebih ke menikmati perjalanannya. Toh puncak tak akan lari kemana... Hehe...
BalasHapusMemang hidup di ritme pedesaan dengan di perkotaan itu jauh berbeda yaa..
BalasHapusDan jadi terasa slow Living. Dengan adaptif dimanapun kita berada, semoga bisa lebih berbahagia saat menjalaninya.