Slow Living sedang Trend, Ini 6 Cara Melakukannya

 

slow living adalahimage: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-yang-mengenakan-jaket-hoodie-abu-abu-mengamati-danau-1172253/

 Beberapa waktu terakhir, slow living menjadi pembicaraan tersendiri di kalangan masyarakat. Pola hidup ini, dianggap mampu membuat pelakunya lebih menikmati hidup. Apa itu slow living, slow living adalah gaya hidup yang mengutamakan kebahagiaan dan kedamaian diri, menjalani sesuatu apa adanya tanpa terlalu berambisi untuk diperhatikan dan diakui.

Slow living sendiri merupakan pendekatan secara sadar untuk dilakukan bahwa kehidupan dijalani dengan lambat tanpa terburu-buru dalam mencapai sesauatu sehingga lebih menikmati proses dan mengahrgai setiap moment yang dilewatkan, dengan rasa tidak terburu-buru maka hidup dijalani dengan lebih damai.


Slow living ini meliputi berbagai segmen kehidupan termasuk hal keuangan dan saat bertransaksi. Bahkan untuk belanja pun  sebagian orang merasa tidak  perlu terburu-buru saat bertransaksi, karena bisa  mengandalkan paylater.


Untuk menjadi pribadi yang produktif, ternyata bisa melakukan berbagai hal tanpa buru-buru. Kamu memang tidak dituntut untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang cepat, justru dihimbau untuk benar-benar fokus dengan apa yang saat ini dimiliki atau dikerjakan, kamu juga lebih hati-hati dan waspada dengan segala resiko dalam kehidupan. Namun ternyata, tak sedikit juga dari masyarakat yang memandang slow living sebagai sesuatu yang negatif. Hal ini dikarenakan pola hidup ini membuat kamu tidak punya ambisi terhadap apa pun. 


 Itulah mengapa, jika ingin menjalankan gaya hidup dengan pola ini, ada beberapa hal yang perlu kamu pahami terlebih dahulu tentang slow living.

Perhatikan Tips Ini, Sebelum Mengikuti Slow Living

Sebelum menjalankan gaya hidup dengan mindset slow living, kamu harus ingat bahwa ini bukan gaya hidup yang membuat orang menjadi lebih mudah bermalas-malasan. Bahkan, tak sedikit yang beranggapan jika slow living hanya cocok untuk masyarakat pedesaan. Benarkah begitu? 

1.     Memiliki Komitmen pada Manajemen Waktu

Manajemen waktu adalah hal yang sangat penting dalam menjalani hidup slow living. Salah satu yang membedakan pola hidup ini adalah bagaimana para pelakunya memanfaatkan setiap waktu luang yang dimiliki.

Agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, tidak ada salahnya untuk membuat catatan kegiatan atau to do list harian. Hal ini akan sangat membantu kamu dalam menyusun skala prioritas.

2.                 Pahami Value  yang Diri Sendiri

Prinsip Slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada kualitas daripada kuantitas. maka ketahui dulu apa nilai diri kamu. Banyak hal yang nantinya akan berubah, mulai dari kebiasaan kecil hingga lingkup yang lebih besar, seperti pekerjaan.


Saat kamu mengenal diri sendiri dan kualitas apa yang dimiliki, maka ini akan membuat lebih mudah menerapkan slow living. Memiliki alasan kuat dalam hidup, akan membuat kita lebih tenang dalam bersikap dan mengambil keputusan.

3.                 Berikan Waktu untuk Diri dengan Me Time

Memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mengambil jeda dari berbagai rutinitas harian bukanlah sesuatu yang buruk. Bahkan, ini adalah yang sangat penting dan harus dilakukan. 

Melakukan sesuatu yang sama secara kontinyu dan dalam waktu yang lama, cenderung membuat orang lebih mudah bosan hingga menyebabkan depresi. Kamu lebih berhati-hati dan  menjaga pola hidup agar lebih sehat, dari makanan yang gak terburu-buru melihat makanan enak, dengan mempertimbangkan kesehatan kamu.

4.                 Kendalikan Keuangan

Menerapkan gaya hidup slow living tidak lantas membuat kamu menjadi pribadi yang pelit. Kamu tetap bisa berbelanja atau membeli barang-barang. Namun, kamu akan lebih sadar, apakah barang yang akan kamu beli itu memberikan manfaat atau tidak.

Ketika merasa sudah bisa mendapatkan manfaat dari barang lama yang ada di rumah, maka kamu pun akan mengurungkan niat untuk membelinya. Sebab, manfaat yang kamu perlukan ternyata sudah ada pada barang lama. 

 

Bisa dikatakan, jika gaya hidup slow living juga membuat kamu terhindar dari sikap konsumtif bahkan impulsif saat belanja.

5.                 Teratur dengan Jam Tidur

Tidur baik itu jam berapa? Jam tidur biasanya dibedakan berdasarkan kategori usia. Namun, umumnya jam tidur yang baik itu tidak lebih dari jam 11 malam. Hal ini dikarenakan pada tengah malam ketika kita sudah terlelap, tubuh akan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.


Sebelum tidur, pastikan untuk banyak mendapatkan distraksi dari gawai. Terlalu banyak bermain gawai, juga akan membuat jam tidurmu tidak teratur bahkan akan lebih sering begadang.


Bermain gadget sebelum tidur nyatanya dapat menyebabkan insomnia, ini dikarenakan hormon melatonin menjadi lebih menurun.

  • Mulailah Pagi Hari dengan Kegiatan yang Menyenangkan

Tentu kamu tahu, bahwa tak sedikit orang yang mengawali harinya dengan terburu-buru. Dengan memiliki jam tidur yang teratur, maka kamu juga akan memiliki waktu lebih panjang di pagi hari sebelum berkegiatan, misal sekolah atau bekerja.

 

Beberapa kegiatan menyenangkan di pagi hari yang bisa meningkatkan suasana hati, antara lain : membaca buku, journaling, menggunakan skincare, melakukan olahraga ringan, membuat minuman kesukaan hingga saling menyapa dengan orang lain atau tetangga.

 

slow living lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitasimage: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-berjaket-hitam-memegang-sepeda-hardtail-hitam-dekat-dinding-seni-hitam-putih-173301/

Mudah Menjalani Slow Living dengan PayLater dari Bank Digital 

Paylater memang memberikan kamu kemudahan saat melakukan berbagai transaksi, salah satunya saat harus membeli barang-barang tertentu. Paylater terbaik tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga mudah digunakan sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk menyelesaikan satu transaksi saja.

Rekomendasi paylater terbaik yang bisa kamu gunakan adalah paylater digibank by DBS. Ada beberapa keuntungan yang akan kamu dapatkan, antara lain : 

  • Kamu bisa akses dan monitor 24/7 di Aplikasi digibank by DBS
  • Kartu Kredit cicilan ringan hingga 60 bulan dengan approval dalam 60 detik
  • GRATIS iuran tahun pertama

Keuntungan yang diberikan Aplikasi digibank by DBS memang sangat menarik. Meskipun gaya hidup dengan mindset slow living membuat kamu lebih santai dan tenang menjalani kehidupan, menggunakan aplikasi keuangan pribadi gratis ini juga akan membantu mengendalikan laju keuangan kamu. 

22 komentar

  1. Berdamai dengan diri sendiri terkadang memang sulit, Kak. Terima kasih atas tipsnya

    BalasHapus
  2. Setuju! Sebelum benar-benar menerapkan slow living, kita bisa memulainya dari kebiasaan sederhana seperti disiplin soal jam tidur dan menggunakan uang untuk belanja barang-barang yang benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan ~

    BalasHapus
  3. Lagi hype banget dongggg slow living ini dan pengen banget nyoba. Mulai lah dari yang sederhana dengan mengatur jam tidur. Ini masih susah buat emak2 yang lagi marathon drakor hahaha. Kaga sadar eh tau2 jam 12, merem bentar udah subuh waktunya bikin sarapan ama bekel sekolah. wkwkwk.

    BalasHapus
  4. Slow living kadang jadi alasan untuk kaum ngaret kata adek akuuu😆😆 si mamah udah teriak2 buat berangkat piknik pagi2. Sedangkan adekkuu slowlipiing banget.
    Aku nggak tau apakah ku slow living atau nggak 😅, tapi anak2 di rumah agak ambis.
    Dari tulisan di atas kayaknya mah di kota jg bisa slow living ya mba^^ makasih tulisannya mba

    BalasHapus
  5. Slow living memang bukan buat semua orang sih Mak. Terutama orang2 yang masih belum baik dalam manajemen waktu. Sejatinya slow living itu juga diikuti dengan kedisiplinan, jadi porsi kerja dan istirahat bisa seimbang. Kalo masih nunda2 kerjaan, kaya aku misalnya, wah susah banget tuh buat seimbang hahaha

    BalasHapus
  6. Slow living ini memang ada sisi baiknya. Bikin kita jadi gak terburu-buru, jadinya bisa lebih jeli. Terusnya bisa bikin kita lebih bersyukur. Tapi pastinya, slow living ini harus bener komitmen dengan semuanya. Terutama soal finansial. Soalnya kalo terlena bisa jadi bom waktu.

    BalasHapus
  7. Slow living itu asyik ya tapi ternyata tidak semudah kenyataannya hehehe. Mengatur jadwal untuk diri sendiri masih sulit dan jam tidur malam yang masih berantakan :D Oh, ada paylater digitank by DBS ya? Bia membantu mengendalikan pengelolaan keuangan kita nih jadi ga pusing lagi. Mantap!

    BalasHapus
  8. Menerapkan slow living menjauhkan kita dari stres. Untungnya aku hidup di kota yang, menurutku, mendukung buat slow living. Orang sini hidupnya relatif santai tapi tetap produktif

    BalasHapus
  9. Wah gaya hidup slow living bahkan masuk juga terkait dengan slow payment yaa?
    Sebenernya bagi yang terbiasa dengan hecticnya kehidupan ibukota yang harus sat set sat set, slow living ini impian banget sih... nyaman menikmati hidup tanpa dikejar2 entah apa...

    BalasHapus
  10. Show living ini akan terjadi ketika kita hidup secara balance di segala sisi ya, Mbak. Dari gaya hidup, kesehatan, financial juga hati.

    Sehingga kita bisa nyaman dan tentram. Namun, kadang aja ada yg bikin kesel, gak bisa damai dg diri sendiri, dll.

    BalasHapus
  11. point pertama dan kedua menurutku adalah point yang lumayan sulit untuk dilakukan, manjemen waktu dan memahami value diri sendiri itu butuh proses dan jam terbang yang tinggi

    BalasHapus
  12. Aku banget deh ini, kalau pagi hari selalu memulai dengan kegiatan yang menyenangkan dan juga wajib tebar kebahagian sekecil apapun.

    BalasHapus
  13. Sepertinya saya sedang dalam tahap slow living. Kadang berpikir gak mau terlalu ngoyo, sesekali jeda dari rutinitas keseharian yang bisa bikin bosan.
    Inginnya bisa lebih tenang dalam bersikap dan mengambil keputusan.

    BalasHapus
  14. Wah baru tahu betul istilah slow living ketika baca ini. Setuju dengan tidak terburu-buru dalam hidup, apalagi dalam tindakan, hubungan dengan sesama manusia, dsb. Teratur dengan jam tidur juga sangat berpengaruh. Makasih sharingnya, Mbak

    BalasHapus
  15. Slow living memang mengandalkan kebahagiaan tapi tetap harus ada batasan. Misalnya pengelolaan keuangan. Yang jadi PR buat saya adalah keteraturan jam tidur. Ini yang masih belum bisa saya kelola

    BalasHapus
  16. Jadi mikir, ternyata saya sudah menerapkan pola hidup slow living ini lho. Ingat aja kalau mendaki gunung, saya, suami dan anak tak pernah berambisi untuk sampai di puncak secepatnya. Tapi lebih ke menikmati perjalanannya. Toh puncak tak akan lari kemana... Hehe...

    BalasHapus
  17. Memang hidup di ritme pedesaan dengan di perkotaan itu jauh berbeda yaa..
    Dan jadi terasa slow Living. Dengan adaptif dimanapun kita berada, semoga bisa lebih berbahagia saat menjalaninya.

    BalasHapus
  18. Aku merasa menjalani slow living jutsru setelah membaca artikel ini..jadi tanpa aku sadari aku yang dulu ambisi, dan melakukan sesuatu bukan buat kebahagiaanku. BAru aku sadar, entah kapan semua itu hilang...aku melakukan hal-hal yang aku suka dan bikin bahagia saja

    BalasHapus
  19. Slow living ini cenderung ke arah hidup yang tidak grusa-grusu gitu ya ibaratnya. Udah settled banget hidupnya, mau apa aja sudah terprogram. Jadinya sudah paham saat kapan harus sudah mulai relax dan melepaskan diri dari tekanan hidup.

    BalasHapus
  20. Sepertinya saya musti belajar slow living nih, banyak hal yang bisa dipelajari dari menjalani hidup slow living terutama jam tidur dan mengendalikan keuangan

    BalasHapus
  21. Aku baru tahu tentang gaya hidup slow living ini. Enak sebenarnya ya. Hidup lebih tenang dan damai. Paling enak sepertinya gaya hidup model ini di desa. Kalau di kota sepertinya susah diterapkan.

    BalasHapus
  22. Aku baru dengar sama istilah slow living dan di image aku hidup yang bener-bener santai. Ternyata tidak begitu juga ya konsepnya. Wkwkk.... Slow living mengutamakan kebahagiaan dan menjalankan hidup dengan ambisi yang tidak berlebihan.

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan kritik dan sarannya di sini yach...:), Tidak terima komentar spam dan komentar mengandung Link,brokenlink , dan harus menggunakan nama semestinya , anonim dan merk tidak akan diterbitkan.