#30hariberpuisi #6 : Simpanan
Kumpulan Artikel Female, Family dan Lifestyle
Duluku terlahir Serba telanjang Dengan tangis Gembira Sekarang ku hidup Menapak bumi Dengan Juang Harapan Dunia Cerita Kelak Tangisan Kehidupan Berubah Kepastian itu Tiada rupa Hanya Satu Tertuju Dunia binasa Tuhan berkata Kembalilah Pada Ku 22.02.14 By : Nova Violita
Nanti atau besok Waktunya tak tau Tapi pasti Siaplah ____ 21.2.14 by : n0va violita
Semilir Rindu... Mendesir.. Diantara desauan angin... Yang menjelma.. Dipelupuk malam... Gelap.. Hitam... Didasar seduhan kopi Ku lihat... Bayang-bayang.. Lengkung senyum mu.. Menyapa ku.. ----- By : Nova Violita 20.2.2014
Pada Sesuap nasi Ku berbisik Hai....sang penguasa Tiada nikmat membuatku munafik Ketika kecapan beselimut rasa Ku berharap Tuhan....berkahi rezeki ku.. Bersama...rinduku menuju surgaMu Pada sesuap nasi.. Berjuta untaian liontin do'a Ya rabb.... Nikmat mana kan ku dustakan Jika sesuap nasi adal…
( 1) mentari melayu Pudar cahaya Bibir senja Menjelma (2) Baris cakrawala Merona saga Menyelinap Menyapa (3) Sebuah seruan Memanggil jiwa Bersujudlah Menyimpuh (4) Oh Maha pengampun Tersungkur ku Memuja Mu Menghiba (5) Telah ku datangi Singgasana Mu Terimalah Sembah ku **** By : Nova VIolita
1) Helaian nafas ku Takku biarkan Menjauhimu Ku yakin 2) Jika valentine Cuma sehari Maka kamu Bertahun 3) Panjang usia waktu Bukan ukuran Karena mu Ku janji --- By : nova violita #bersonian di hari *katanya* kasih sayang....
(1) Bukan tuk diumbar Meredam diam Hanya sepi Sudahlah (2) Sumpah serapah Bahkan hinaan Takkan mampu Diamlah (3) Naluri berakal Hati bicara Tenanglah kau Percuma (4) Akhirat Abadi Dunia Fana Tuhan ada Sabarlah ----------------- by ; novaviolita
1 Bagaikan awan Tercurah habis Tanpa sisa Berderai 2. Digelapnya malam.. Menjamah beku Dingin sepi... Merajam 3. Ada kisah lama Melintas waktu Lelap senyap Mendekap -------------------------- Airmolek, februari 2015 Mencoba ber-sonian :) gegara tertarik dengan postingan mbak ani rostiani : ) Nova Violita **…
Bukan rindu semalam Namun kisah seribu satu malam Bukan cinta sebaris kata Tapi berlembar paragraf novel nan tertera. Bukan sekedar tetesan embun.. Namun hamparan samudra yg ku jeda.. Tak dapat ku telanjangi waktu.. Tuk sekedar berhitung-hitung. Namun ku tak dapat menyela Ketika waktu …
Garis senja mulai menipis Samar menutup bayang Kamis Gelap menyambut deraian Gerimis Sepi...pun tak tertepis.. Malam Jum'at.. Banyak bayang berkelebat... Antara Hasrat rindu yang terikat Dan cinta yang membludak hebat... Malam jum'at.. Merampas sunyi senyap.. Menelanjangi tirai rindu.. Mele…
Rindu ku berkelebat dimalam penuh sekat Ku kejar… ku susuri hingga ujung pagi… Sayang…. Terlalu banyak malam yang bersimpuh pada penantian.. Banyak kisah terlukis pada kanvas-kanvas lelap mimpi… Mimpiku pada sebuah rindu .. Rindu.. yang selalu ku eja dalam helaan nafas do’a Malam-malam te…
Tuan, Pahamkah Tuan tentang kami? Warna langit ? sudah tak ingat lagi Kami pun sudah gelap Mana jingga diufuk senja .. Mana pula Fajar diambang pagi Remang rembulan jauh singgah dipandangan Tuan, Bukannya kami rabun senja..tapi Tuanlah yang membuta Teriakan kami hilang bersama kecamuk asap Ntah Tuan belaga…
Semalam ikutan ngetwitt puisi , puisi dengan tema kemanusiaan, berkaitan dengan bencana yang akhir-akhir ini menerpa sebagian saudara kita di negri ini. , dengan hashtag (#BFGBerpuisi) dari akunt @Bookaholicfund , tak baca-baca lagi... lumayan baguslah....(menurutku) sayang kalau tercecer begitu aj…
Menyelisik... berbisik.. bukan disela dedaunan bukan pula dibawa semilir hembusan Angin Bersuara.. tanpa kata-kata.. tak ada bibir yang berucap.. lidah pun tak menahan kelu.. Tiada pula indera mendengar Bisikan itu.. Menyapa... Bersuara dengan santun.. Terkadang.... Membabi buta... menghantam.... …
Subuh berlabuh dengan semangat fajar yang menabuh Tapi malasku berdiri angkuh.. Ku lalaikan waktu.. Kubiarkan mereka berlalu.. Ketika mentari terpatri di langit Ku masih bergeming bangkit bermanja pada bisikan setan menunda dan lalai pada kebaikan Subuh kudirikan tanpa semangat Rakaat dhuha yang b…
Negriku kini..Dilarung bencana. Sinabungku murka membumbung Sungaiku meluap hingga atap Tanahpun longsor hingga tersohor.... Banyak keluh tak dapat direngkuh.. Hatipun pilu menyembilu Tapi Bangsaku bangsa yang kuat... Tak hanya dilaut tapi juga didarat Tak cuma bualan sejarahpun mencata…
Malam begitu pekat diantara kilat, desau angin dan hujan yang mendera. Ah…dingin begitu menusuk nusuk menggapai tubuh dari sisi sisi jendela.. Sepasang tangan pun dengan cekat menarik kain dan merapatkan tubuh Sembunyikan diri dibalik tebal selimut Lalu terbuai dalam dekap malam… Hei! Yang berselimut. Lih…