KETIKA


Ketika
Kabut asap menerpa..
Hati menista
Bibir mencela..

Ketika
Kabut asap makin mendera..
Dendam membara..
Pada ntah siapa...
Hati  menduga..duga..




Ketika kabut asap tak jua sirna
Terbesit bisik dalam  dada
Mungkin ini balasan dosa
Jauhnya syukur dalam jiwa

cobalah lihat kesana...

Terik mentari... selalu dicaci
"Panassssnya!!!!" 

Ketika..
Hujan mengguyur bumi..
Hati menjerit memaki..
"Hujan lagi !!!"

Nikmat Tuhan..
Selalu di dusta..

Kini saat bersihkan jiwa..
Meminta ampun kepada Nya

Jika gerimis mengurai langit mendung..
Dirimu bisa berlindung 

Jika terik panas tak bisa  di-elak...
Dirimu bisa istirahat sejenak.
.
Namun jika asap menderu..
Kemana lagi hendak dituju..
Menyusup bisu dibawah pintu
Menyusul lelapmu dibalik kelambu..
Meninggal kenang di rongga paru..

Kini...
Hendakkah..lagi...
Nikmat di dusta?
-------
#Selfreminder

7 komentar

  1. semoga tahun-tahun berikutnya tak ada lagi bencana yang sama ....

    BalasHapus
  2. puisinya pas banget untuk cuaca saat ini

    BalasHapus
  3. puisinya bagus banget mbak, saya sampe berkaca-kaca saat membacanya..
    terkadang memang manusia lupa untuk bersyukur dan selalu mengeluh :(

    semoga asapnya segera hilang dan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah ini bisa menghirup udara yang bersih lagi, amin ya Allah..

    BalasHapus
  4. sebagai manusia kita harus terus bersyukur ya mak...

    BalasHapus
  5. Suka dengan puisinya... Tapi tak suka dengan asapnya...
    Sehat sehat selalu buat mbak Nova dan keluarga.. :))

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah sekarang sudah hujan, di sampit asap pin sudah hilang ^^

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan kritik dan sarannya di sini yach...:), Tidak terima komentar spam dan komentar mengandung Link,brokenlink , dan harus menggunakan nama semestinya , anonim dan merk tidak akan diterbitkan.