Ikatan perkawinan atau menikah bukanlah suatu permainan, disitu ada keseriusan, ada tanggung jawab yang harus dijalankan, baik sebagai istri atau suami. Setiap pihak tak hanya menuntun hak semata tapi ada tanggung jawab, dan tugas yang akan dijalankan. Jadi buat yang belum berumah tangga jangan percaya kalau nikah itu enak, karena enak itu cuma 20 persen, sisanya kamu akan merasakan enak banget :D. Menikah bukan panggung sandiwara , yang ceritanya bisa diatur diawal, ya tapikan walau bagaimana sulitnya liku yang dilalui, tapi jika dijalani berdua, saling berpegangan dan menguatkan akan terasa bahagia.:)
Masih ingat cerita seorang artis yang suka nyetatus agak-agak nyinyir, nyindir-nyindir, yang katanya masih cemburu dengan mantan pacar suaminya dimasa lalu ?, yes MH. Saya kok sedikit setuju dengan apa yang dia rasakan dan ditulis dalam blog pribadinya, bukan setuju soal kenyinyirannya dalam status, atau terlalu judes dan frontal dalam menyampaikan yang dia rasa. Saya setuju beberapa pendapatnya.
IF (suami MH), banyak dikeluhkan teman-temannya (perlu disebut inisial gak ya?, pasti sudah tahu lah ya keluarga A & M, dan penyanyi burung camar). Mereka pernah menyampaikan atau mengeluh bahwa sejak menikah dengan MH, IF sudah jarang berkumpul dengan mereka, jarang bergaul dan jalan bersama. Ternyata diketahui bahwa MH , tidak menyukai teman-teman lamanya karena cara bergaul yang sudah gak cocok , misalnya masih suka cipika cipiki antar lawan jenis, gak sungkan memperlihatkan aurat didepan bukan muhrim, pakaian yang minim dan seksi.
Ups! Stop! ini bukan artikel buat bergossip ya, itu cuma contoh kasus saja.
Apakah ada istri atau suami yang mengeluh atau merasa kesal dengan pasangan ? karena suka melarang, suka cemburu jika mengetahui ternyata masih suka bertanya kabar tentang teman lawan jenis, atau marah-marah saat mengetahui sering ngumpul tidak jelas hingga malam bersama teman-teman , atau suka protes saat ketahuan suka mencandai seseorang diruang grup chatt.
Sebelum marah-marah atau merasa kesal coba kita pikir ulang. Saat kita memutuskan menikah, artinya kita mencintainya , dan ada tanggung jawab untuk menjaga cinta, mempertahankan rumah tangga agar tetap utuh hingga maut memisahkan.
Jadi please, jika ada yang bilang “ kamu berubah setelah menikah, tidak asyik lagi, tidak gaul lagi”, jawab saja karena aku lebih mementingkan menjaga perasaan istri atau suamiku dibanding memuaskan keinginan kalian. Mungkin Tidak akan putus hubungan begitu saja, mungkin ada saat kumpul bersama , ada saat bercanda, tapi tentu tak sesering sebelum menikah.
"Menjaga perasaan istri atau suami jauh lebih penting dibanding sekedar rasa malu karena dianggap "berubah" setelah menikah"
Kata orang cinta itu tumbuh karena sering bertemu. Jadi jika setelah menikah sudah seharusnya kita berubah, berubah untuk menjaga cinta yang halal. Setelah menikah wajib untuk menghindari hal-hal yang akan mengikis rasa cinta dan merusak rumah tangga, terutama interaksi yang terlalu bebas dengan lawan jenis. Buat para perempuan waspadai pria penggoda iman, buat pria waspadai wanita pelakor dan valakor, dan waspada bahaya curhat dengan lawan jenis.
Masa harus berubah setelah menikah ?, bagaimana dengan hobi ku?, bagaimana dengan teman-teman ?. Pasangan tak akan pernah melarang untuk melakukan hobi, apalagi jika itu positif, tapi walau bagaimanapun tentu ada batasan, ada waktunya, karena pasangan juga butuh perhatian, ihirr ;D. Hidup itu dinamis dan terus berubah, masa prilaku saat SMA, kuliah, menikah, terus punya anak, yo masa gak ada berubahnya. Jika semua untuk kebaikan, move on itu penting. Pernikahan adalah komitmen, jadi kalau mau masih bebas bergaul dengan lawan jenis, atau kongkow-kongkow sampai pagi, masih suka jamah sana jamah sini, mendingan jangan menikah dulu.
#SelfReminder
wah bener juga ya, alhamdulillah saya juga ga dibatasi
ReplyDeleteGak akan dibatasi jika masih didalam jalur di ridhoi suami..he2
DeleteYupz berubah kalau demi kebaikan its oke ya mbak.
ReplyDeleteTapi sayang gak semua nganngap itu untuk kebaikan pernikahan..
DeleteSaya berubah banget..udah ngga sejalan sama temen2 yg masih single. Ya gimana lagi, sudah beda tujuan.. gapapa, jadi nambah temen2 baru yg sejalan juga kok :)
ReplyDeleteSip banget..bisa ambil sisi positifnya.., jadi nambah temen baru nambah wawasan..
DeleteKadang masalah nya kalo diri sendiri bisa berubah, tapi pasangan nya ngga mau berubah dengan alasan tuntutan pekerjaan itu yg bikin sedih sama emosi mbaa.. huweee... *malah curcol* hahaha
ReplyDeleteEmang ada pekerjaan yg menuntut bercampur baur.. tapi sebagaimana bebasnya harus dapat membatasi diri, mana yg bisa melukai hati pasangan mana yg ngga..
Deleteyap bener mbak, kalo udah menikah perlu untuk membatasi diri dengan lawan jenis, meskipun ngga dilarang oleh pasangan setidaknya kita tau diri ^^
ReplyDeleteYes.. setuju banget, karena kita udh beda status..aplgi kalo udah punya anak.. , harus bisa menjadi teladan...
DeleteBersyukur ya dengan kelebihan dan kekurangan pasangan. Karena setelah menikah komitmen pasangan adalah dengan pasangannya, bukan dg pihak luar...
ReplyDeleteDuh mantap kuotenya...
DeleteMenikah itu komitmen..dengan pasangan , bukan dengan pihak luar.., yes! Setuju.
Setuju malah aku nggak pernah ngobrol reunian sama teman cowok2 lagi sejak nikah kecuali yg penting2
ReplyDeleteSesekali untuk urusan penting ..gak masalah..lah..
DeleteSuka banget baca tulisannya, setuju aku mbak dengan tulisannya. Suamiku nggak membatasi pergaulan tapi aku seperti yang mbak nova tjlis diatas babwa menjaga perasaan suami itu penting, karena aku juga begitu pengen suami juga mengerti perasaan istrinya :)
ReplyDeleteYa..mba, menjaga kepercayaan dari orang yang kita cintai.m
DeleteSebelum nikah nggak pernah main jamah jamah atau djamah. Jadi setelah menikah ya aman aja. Untuk berubah mungkin nggak bisa nongrong bebas karena kita sudah ada tanggungjawab yang lain ya mba
ReplyDeleteEmang jamah2 itu mainan ya mba..:D ? he2
DeleteTau batasan diri..saling menjaga aja..
Hehe, aku sepakat dengan Mba Alida.
DeleteAku sendiri ga banyak berubah setelah menikah. Karena memang ga banyak yang perlu dirubah. Yang berubah adalah teman-teman, meninggalkan teman-teman lama, karena kami pindah ke luar kota, dan menemukan teman2 baru, yang Alhamdulillahnya klop, dan ga ada yang aneh2.
Berteman dengan banyak teman lelaki (karena dari sekolah, kuliah hingga dunia kerja) lingkungannya memang mayoritas lelaki, suamiku sih udah maklum. Bahkan doi juga jadi banyak mengenal mereka, dan akrab pula dengan beberapa dari mereka.
Kuncinya adalah saling menjaga.
Prinsipku adalah 'jangan mencubit, jika tak ingin dicubit'. Ini berlaku bagi teman maupun pasangan. Jadi jika 'mencubit' maka bersiaplah, karena aku akan 'mencubit'. Hehe.
Suami saya malah sering nyuruh saya menghubungi teman-teman saya saat dulu-dulu bahkan sama mantan sekali pun. Ya ampuun. Dia percaya banget. Haha.
ReplyDeleteAku berpikir keras siapa MH, siapa IF?? Akhirnya ngeh juga lama-lama, haha
ReplyDeleteAku dulu sebelum nikah udah niat gak mau berubah sikap ke temen-temen, tapi ternyata gak bisa karena prioritasnya udah beda, hehe
Saya dan suami kyknya jarang kumpul2 tmn lama. Maklum tmn2 lama jauh di kampung semua. WA-an pun dengan lawan jenis saya ogah, kecuali dia kasi kerjaan ke saya hahaha #matre
ReplyDeletekidding ding, kecuali di grup gtu. Itupun saya males kalau ada yg berakrab ria :D
Suami jg isi grupnya banyakan kerjaan :D
Ah, super setuju sama tulisan Mba Nova. Bahkan di dunia maya, misal grup chat, akupun membatasi obrolan dengan temen2 SMA yang bercampur laki-laki dan perempuan. Saya nggak mau bebas ber haha hihi dengan mereka, karena ya, ada hati suami yang kujaga :)
ReplyDeletekalo buat yang baru menikah rasanya sedikit sulit untuk menjalin yang namanya percaya. Apalagi kalo punya banyak temen termasuknya cewe atau cowo pasti dicurigai dan tidak ada rasanya saling percaya satu sama lain
ReplyDeletesetuju dengan mbak Nova, kalo menurutku juga lebih baik kita memikirkan kelangsungan rumah tangga kita, memikirkan perasaan pasangan kita daripada memikirkan komentar orang-orang lain. setelah menikah, kehidupan kita tidak sama lagi seperti waktu masih single.
ReplyDeleteAku pengen cari pasangan yang sama-sama suka traveling, kak. Atau minimal nggak keberatan kalau aku traveling, even sendirian atau sama orang lain. Biar nggak perlu mengubah passion hehe
ReplyDeleteJika berubah untuk kebaikan rasanya tak masalah untuk keluarga. Orang yang dicintai tentunya lebuh berharga untuk dijaga perasaaanya.
ReplyDeletekalo pak Suami sih tetep kayak dulu, soalnya kerjanya di lapangan jadi ga ada bedanya buatku yang di rumah itu kerja atau kongkow sama temannya. yang penting ada waktu buat keluarga hihihi...
ReplyDeleteKalau saya kayaknya malah sebaliknya, deh. Maksudnya saya justru berubah menjadi sosok lebih bebas. Bukan soal pertemanan, tapi soal lebih bebas ke mana-mana (bareng suami) dan bebas berpendapat. Kalau sebelum nikah, apa-apa kudu izin ortu. Hiks.
ReplyDeleteKalau soal pertemanan, kayaknya masih sama, sih. Soalnya saya emang lumayan pendiem dari orok :D
*curhat
Aku setelah menikah kayaknya masih biasa aja, cuma kadang kalauditawarin pergi menolak krn kasihan suami. Padahal sebaliknya dia malah yang udah pergi aja gapapa. Kami malah sering nonkrong bareng sama teman2 sampai jam 12 malam, itu pun sama suami juga. Hobby kita sama2 ketemu teman-teman masih ada sampai sekarang
ReplyDeleteAku setuju banget kok sama postingan ini!
ReplyDeleteSetelah menikah, kehidupan emang otomatis akan berubah. Misalnya Gak bisa sebebas dulu yg suka ngumpul sama temen, trus pulangnya dianterin temen cowok. Mending dianter abang ojek sekalian. Biar jelas-jelas gak ada keselingkuhan, meskipun ttp diantar cowok lain sih. *Eaaa
Orang yg bilang "kamu gak asyik lagi setelah menikah" itu kayaknya orang yg gak punya pengertiannya tuh~
saya berubah setelah nikah ga ya ?
ReplyDeleteyang berubah penampilan sekarang berhijab
klu hobi masih suka jalan jalan dengan teman
paling hobi arisan yg dikurangi
karena weekend itu waktu bawa anak jalan dan menghabiskan waktu dgn keluarga
Tidak masalah selama perubahan itu untuk kebaikan an ke arah yang lebih baik. Dan tentunya, musti dua duanya yang berubah (berubah dalam hal kebaikan). Jangan cuma istri saja yang berubah, tapi suaminya sama saja seperti sebelum menikah. begitu pula sebaliknya. semangaat!
ReplyDeleteMantep ini buat belajar, belum menikah soalnya. Semoga bisa jadi yang terbaik deh nanti.
ReplyDeletehihihihihi aku ngebacanya sambil ngebayangin soalnya belum punya pengalaman menikah. valakor apaan sih kak?
ReplyDeletesaya membaca ini jadi tersindir sendiri, ada di paragraaf tertentu yang ternyata terjadi ketika saya menikah, saya yang ada di posisi tidak menjaga perasaan istri,
ReplyDeletesebelum nikah sih komunikasi saya banyak sama cewek meski tanpa ada perasaan
Tapi membaca tulisan ini jadi mengingatkan saya untuk lebih menjaga perasaan pasangan
aku juga tersendir, soalnya sebelum nikah emang temenku ya cewek ya cowok, punya sahabat cowok juga. Dan begitu nikah ya mikirnya asal ga macem-macem ya gapapa
DeleteWah menarik nih. Saya lebih kurang setuju juga dengan poin ad yg harus "berubah" setelah menikah. dari sudut pandang laki2 beberapa hal pernah saya tulis di blog saya
ReplyDeleteSuka banget tulisannya, Mbak. Iya, hal yang wajar kalau kita berubah setelah menikah. Kita kan harus menghargai pasangan kita. Tapi ada baiknya semua itu juga terbuka dibahas sama pasangan kita, biar sama-sama enak jadinya.
ReplyDeleteYups, sudah pasti akan berubah, tidak bisa tidak. Waktu akan membuktikannya. Pernikahan adalah peperangan ego dimana hal itu sedikit demi sedikit akan terkikis, lalu bermuara pada tanggung jawab. Kalau egonya tidak hilang, wallahu'alam....
ReplyDeletePelajaran buat aku mba, biar nanti lebih siao menuju kehidupan yg lebih serius
ReplyDeleteIya, bener banget! Soalnya setelah menikah kan kita bisa lihat kelakuan pasangan yg asli dalam waktu 24 jam.
ReplyDeleteSetuju Mbak...Jaga perasaan pasangan yang utama..biar aja teman bilang apa...
ReplyDeletesaya dari dulu emang membatasi bergaul dgn non mahrom, sejak gadis xixixx..
ReplyDeletemenikah dgn suamipun lewat taaruf alias tidak pacaran sblm menikah.
jadi dr dulu sampai skrg ya tidak berubah, pergaulannya aman aman saja, suami saya jg begitu..
tp menurutku memang harus dibatasi pergaulan dgn lawan jenis setelah menikah (idealnya sih sblm menikah jg) intinya menjaga perasaan pasangan lah..
btw mb Mh siapa ya mb artisnya xixiix..bocoran dunk
Setuju dengan pendapat Mbak Nova, kita memang harus bisa menjaga perasaan pasangan kita. Sebenarnya suami saya, tidak pernah melarang saya bergaul dengan siapa saja. Tapi sayanya yang suka gak enak diri, menjaga perasaan suami.
ReplyDeleteYang terpenting sih, tetap jaga komunikasi 2 arah, jujur dan jangan suka curhat kepada beda lawan jenis. Itu titik pangkal ketidaksukaan,
ReplyDeleteAku jadi ingin menikah saat mengetahui bahwa nikah itu enaknya hanya 20% dan sisanya enak banget hahaha
ReplyDeleteBener sih, aku setuju juga. Kalo gak berubah sama sekali, berarti orang tersebut gak berproses. Ah bagus nih tulisannya, Mbak. Kasih pacarku, ah, linknya. Bwahaha.
Aku selalu no comment thd sikap pasutri, segila apapun, bahkan yg sering jadi bahan bullyan spt MH. Dibalik tiap pintu rumah tangga, hanya mereka yg tahu. Pun ketika salah satu curhat smp keluar, yg sebenarnya terjadi jg cuma mrk yg tahu. Apalagi coba2 kasih nasehat, sementara blm tentu jg aku sempurna dimata orang lain krn aku menjalani versi terbaikku sendiri.
ReplyDeleteSama sekali gak maksud nasehatin..mba, karena merekalah yg paling paham..
DeleteCuma ambil sisi baik dari apa yg terjadi.., pengalaman org lain jadi pembelajaran itu..aja, sih :)
Alhandulillah aku juga gak dibatasi. Tapi aku kadang membatasi juga pergaulan suamiku mengingat ada saja mantan yang "nakal". Tentunya suami mengiyakan
ReplyDeleteyup... setelah menikah ternyata ada adab bergaulnya ya mba. Utamakan perasaan pasangan, jauh lebih baik & utama.
ReplyDeleteperlu saling pengertian juga ya. hobi yg positif hrs saling dukung. me time pun ga mngapa sbnrnua asal ada pengertian ga slalu gayanya ga kayak bujangan hehe
ReplyDeleteSaya tipe cemburuan. Kalau ada lawan jenis yg dekat dg pasangan jadi gimana gitu. Tapi mungkin nanticoba ngerti karena pasangan juga butuh jalan sama teman lain, teman yg baik tentunya
ReplyDeletebener juga artikel nya.. apalagi dalam masalah cinta tidak bisa diselesaikan dengan cepat
ReplyDeleteAwal pacaran sampe nikah, aku sempet rada cemburu ama suami. Mungkin krn dia memang lama di jerman dan finland, pergaulannya ama temen2nya jd "lebih akrab". Cth cipika cipiki ama lawan jenis kalo ketemu. Nah cemburu dong, secara aku yg lama di aceh, pegangan tangan aja cm ama pacar wkwkwkkw.. Cipika cipiki ama temen doang mah ga pernah.
ReplyDeleteTp kita bicarain semua. Dan untungnya suami mau ngerti. Jd skr kalo ketemuan ama temen lawan jenis sih, dia ga prnh lg cipika cipiki, ato muji temen perempuannya di depan aku. Jaga perasaan :) . Krn aku jg ngelakuin hal yg sama ke suamiku
Semoga kelak, ketika saya menikah saya bisa menghargai pasangan saya :D
ReplyDeleteKalau msh ingin bebas bas, emang lbh baik nundanikah dulu. Tapi kalau ketemu pasangan yg mau bebasin kita, gak terlalu protektif, bebasin berkarya ini itu, kenapa gak?! Asal tetap dijalurnya aja
ReplyDelete