Niche.
Itulah kata yang saat ini didengung-dengungkan, bahwa akun sosmed baiknya niche. Baik itu blog,instagram, dan youtube ,sedangkan untuk twitter dan facebook dikhususkan buat menggalau alias suka-suka, bisa buat apa saja gak fokus pada satu topik saja. Sebenarnya ini gak penting2 banget tergantung niat dan tujuan dari pemilik akun. Untuk happy-happy, untuk sekedar menyalurkan hobby ataukah untuk cari duit #eh.
Tapi ide me-niche kan akunt itu sangatlah bagus. kita gak mau donk..dibilang manusia tukang galau..dimana-mana curhat, lihat di facebook nyinyir, di twitter marah, di instagram nangis, seharian orang diberi tontonan curcol kita yang gak penting, lama-lama yang baca eneg juga ya...
Untuk saat ini aku mencoba memfokuskan instagram ke hal-hal yang bau puitis...hehehehee, coz cuma akunt ini yang bisa di- nichekan, blog ini isinya udah gado-gado, untuk youtube malah bingung mau apload video apa..., ya udah.... akhirnya pilihan niche ke instagram..aku coba nulis2 puisi yang agak garing..atau terpaksa dibaca puitis...hahahah.. lagian foto di instagram masih sedikit..jadi lebih gampang merapikannya
di blog ini kan ada tag puisi, tapi udah lama juga gak nulis...jadi ntar klo di instagram ..ada puisi bisa copy embednya di ni mari ya...gak?? jadi gak ketik ulang lagi...
ada beberapa posting insta yang isinya rada puitis...ku coba paste disini deh..untuk awal biar ada moment "jadiannya" dengan blog ini.. :)
Puisinya tidak akan panjang-panjang mungkin seperti puisi sonian atau newhaiku atau bebas-bebas aja.. yang penting ada bahasa puitis n romantisss...eeeeaaaaaa.. :)
Untuk selanjutnya selamat menikmati ya.... *dah kaya makanan...* nah untuk kelanjutan ceritanya jangan lupa follow akun instagram aku ya @nova_violita :D
1) Jangan bilang cuma Sebatang rokok Jika asap Ditelan 2) Sehari dihisap Bertahun bengek Uhuk uhuk Rasakan 3) Jika Hutan saja Meladang arang Apalagi Paru mu
----- Feb.2015 By ; nova violita
Akhir-akhir ini aku sering posting puisi Sonian, mungkin banyak diantara kita yang belum tahu apa itu puisi sonian. Aku aja baru tau...he2, ini merupakan perkembangan sastra terbaru di Indonesia, mau tau? yuk kita simak yang berikut.. ini aku copast dari Grup Sonian di Facebook.. kalian mau ikut..gabung yuk..dan kita sama-sama belajar.
SONIAN adalah puisi sepanjang empat baris yang saya kreasi dengan pola 6-5-4-3 suku
kata perlarik. Semakin bawah seorang penyair menulis sonian, maka
semakin sulit, karena kata-kata yang dibutuhkan semakin sedikit
jumlahnya. Hal ini dimaksudkan, agar puisi yang ditulis dalam bentuk ini
tidak pecah, melainkan kian fokus pada pengalaman batin macam apa yang
ingin diekpresikan. Jika diibaratkan dengan mata panah yang terbalik,
maka jelas sudah, bahwa kian bawah kian runcing adanya. Walau demikian,
meski nyaris sama pendeknya dengan haiku, sonian bukan haiku yang
ditulis dengan pola 5-7-5 suku kata perlariknya, yang dikreasi oleh
penyair Jepang kenamaan pada zamannya, Bāsho. Lebih lanjut, sonian
bukan jenis puisi yang meluap-luap mengumbar emosi. Sonian adalah puisi
yang menahan dan mengelola emosi dalam bentukan ungkapan yang ringkas,
yang ingin menjangkau makna seluas mungkin. Dalam daya ungkap yang
ditulis para penyairnya, sonian bisa imajis dan bahkan simbolis. Hal itu
sangat bergantung kepada kemampuan para penyairnya dalam menulis puisi.
Perwujudan pengalaman batin dalam menulis sonian menuntut para
penyairnya peka terhadap setiap makna kata yang hendak dituliskan,
sehingga apa yang ingin diungkap terwujud dengan jelas. Dengan demikian
jelas bahwa imajinasi, simbol, dan metafor sebagai kendaraan utama
dalam menulis puisi, dalam hal ini, menulis sonian sangat dibutuhkan.
Apa sebab? Karena yang disebut semua itu merupakan mekanisme psikis ,
dalam melihat, melukis, membayangkan, atau memvisualkan sesuatu dalam
struktur kesadaran yang menghasilkan sebuah citra (image) pada otak.
Ditulisnya puisi dengan pola 6-5-4-3 suku kata perlarik dimaksudkan
antara lain untuk meninggikan harkat dan derajat manusia, dan malah
bukan merendahkannya dengan mengangkat tema porno, cawokah, dan cabul.
Sonian bisa diisi dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
berbagai agama yang dianut oleh para penyairnya, nilai-nilai budaya
setempat, renungan terhadap alam, dan sebagainya, yang tidak
bertentangan dengan hokum mana pun yang berlaku di muka bumi. Sonian
sangat berpihak kepada etika, moral, nilai-nilai kemanusiaan, dan
nilai-nilai religious, termasuk persoalan-persoalan hokum di dalamnya.
Paling tidak, demikian dasar-dasar penulisan sonian dituliskan. (Soni Farid Maulana) ***