KETIKA BUAH HATI TAK JUA HADIR



 menanti kehamilan
Banyak sekali pasangan yang baru menikah langsung di anugrahi momongan, dan banyak juga pasangan yang nunggu bertahun-tahun dan melakukan berbagai macam upaya  agar  segera mendapatkan momongan, tapi  yang dinanti tak kunjung hadir. Perasaan sedih cemburu juga hadir ketika mendengar teman yang baru saja menikah ternyata udah  positif hamil. Perasaan marah terkadang suka muncul ketika orang-orang bertanya “Kapan?”  dan tak henti bertanya ketika berpapasan atau bersua, dan bertanya tak melihat kondisi, ntah dipasar, dijalanan, bahkan yang bertanya orangnya  itu-itu saja.


Aku sendiri pernah mengalami hal itu,  dan syukurnya keluarga tak banyak komentar baik dari keluarga inti suami ataupun keuargaku. Kenapa keluarga inti? Ya itu yang dapat aku lihat dan rasakan , mereka  justru memberi semangat dan mendoakan. Ntahlah..jika keluarga atau kerabat yang jauh, jika bertanya langsung sih tidak ada tapi aku   tidak tahu jika ada yang  “berbisik dibelakang “.

Upaya yang dilakukan menunggu selama empat tahun itu cukup banyak juga, ke dokter kandungan itupun cuma di daerah saja karena kondisi ekonomi kami tak memungkinkan mesti cek ini itu, berobat alternative juga pernah, di pijat, makan dan minum ini itu  yang katanya bisa mempercepat proses kehamilan.  Namun upaya itu belum membuahkan hasil.

Baca juga : Alhamdulilah Akhirnya :)

Satu yang perlu ditekankan Hamil itu ada campur tangan Tuhan.  Sebenarnya jika ada yang bertanya “Kok belum?!” itu rasanya pengen dikunyah-kunyah terus dilepehin.  Untuk awal-awal ditanyain kaya gitu  emosi? Pasti, tapi dipendam ditimbun dalam-dalam banget.  Untuk apa meladeni orang-orang seperti itu, cuma buang tenaga, Rugi.

Aku ingin berbagi  tentang perjalanan kami menanti buah hati yang tak kunjung  tiba, bagaimana menguatkan diri, agar bisa positif thinking terutama pada  Allah swt.

 Rajin berdo’a  dan Sholat karena disinilah sumber energy untuk selalu berpikiran positif.

Saling menguatkan, saling mendamaikan, saling menasihati. Ya, kami saling menguatkan diasaat Down atau putus asa , salah satu diantara kami selalu berusaha meredam rasa itu. Mencoba menilik teman-teman yang senasib bahkan ada yang sudah lebih lama lagi, toh mereka tetap  bahagia, justru mereka punya kesempatan berbagi dengan keponakan dan lainnya. Positif thinking ini hanyalah kebahagiaan ditunda, kelak Allah akan berikan waktu. Sekarang nikmati berdua.

Jangan terpancing emosi kalo ada yang bilang:
“Percuma gak punya anak. Walau harta berlimpah”

Hello!!!
Setiap orang memiliki kadar dan ukuran kebahagiaan sendiri-sendiri. Harta ada tapi ga punya anak, siapa yg bilang percuma?. Dengan harta kita bisa berbagi , membantu sesama, bangun masjid, pergi haji umroh, jalan-jalan, bantu keluarga yang susah. Siapa bilang harta gak berguna?!.
Banyak anak pun jika tidak dididik dengan baik , mereka bisa merugikan bahkan menyeret  ke neraka, iya kan…???
Tak ada kehidupan yang sempurna, sempurnanya hidup tergantung kita mensyukurinya. Cocok?!

Jadi jangan bersedih ,eh.. maksudnya bukan gak boleh sedih , yang namanya hati sering bolak balik..karena itu harus saling menguatkan.

Menepis rasa Cemburu. Cemburu disini adalah perasaan cemburu dan sedih ketika teman ternyata sudah hamil padahal kita yang duluan nikah.
Ketika mendengar kabar bahwa teman hamil maka kami menepis  rasa itu dengan ikut bergembira dan mengucapkan selamat tak lupa mendoakan agar prosesnya hingga melahirkan lancar. Begitu juga ketika teman melahirkan, kami berusaha menjenguk membawakan buah tangan ikut berbahagia dan mendoakan. Dengan begitu mereka pun ikut mendoakan balik agar kami juga menyusul dan segera diberi momongan.

Ini merupakan therapy hati dan jiwa, do’a adalah sumber kekuatan dan keberhasilan dan terkadang kesuksesan yang kita terima adalah buah dari do’a-do’a orang-orang disekeliling kita yang tanpa kita tahu, mereka telah mendoakan kita.
Jadi jangan sampai ada perasaan bahagia ketika mendengar ada teman yang keguguran.*na’udzubillah

Baca juga : Lucu tapi nyata, ini lah yang sering dilakukan ibu muda saat hamil pertama

  
 Tetap berusaha. Jika punya biaya yang cukup tak ada salahnya  untuk berobat kesepesialis kandungan dan melakukan pemeriksaan yang spesifik. Kalau kami dulu hanya minum herbal seperti Habatusauda, Kurma muda dan bubuk kurma muda. Walaupun hamil mungkin sudah ketentuan yang mengatur semuanya.

Menepis perasaan bakal ditinggal suami. Aduh..dulu sempat berpikir bakal diduain suami, suami bakalan cari istri baru ,he2.. Tapi gak punya anak bukan alasan suami untuk selingkuh. Soal habis jodoh itu urusan Tuhan, jika ditakdirkan bakal janda punya anak bederet pun ada juga suami yang selingkuh dan meninggalkan istri. Jadi soal ga punya anak bukan alasan takdir membuat kita Janda.

  Selalu mesra dan membangkitkan rasa. Bagaimana mau punya anak, kalo sayang-sayangan aja malas heehhehhe.

Mencari panutan yang baik. Panutan yang baik disini adalah bercermin pada mereka yang walau tidak memiliki anak mereka tetap langgeng berumah tangga. Aku memiliki beberapa contoh yang tak perlu disebut disini, usia mereka sudah 50 tahunan lebih, uban sudah memutih, tapi mereka tetap langgeng adem ayem , kemana-mana berdua, suami rajin antar istri kepasar, dan sholat kemasjid berdua.  Jadi jangan terpengaruh dengan orang yang selalu perang dan bilang gara-gara gak punya anak. Jangan-jangan emang karakter orang itu yang salah, jika gak punya anak saja sering rebut bagaimana kalau punya anak 1,2,3 bikin repot, malah bom meledak dirumah.

Hamil dan tidak Hamil itu sudah diatur di Lauh mahfudz, kita didunia ini hanya menjalani hidup. Jalan hidup yang kita tempuh adalah bagai mana kita menyikapi dan mensyukurinya, dengan bersyukur insya Allah nikmat hidup akan selalu ditambah. Apakah nikmat yang ditambah itu sosok anak yang dinanti? Wallahu alam. Karena rejeki itu banyak rupa dan wajah ,kesehatan, keluarga yang rukun, ekonomi yang berkah, persahabatan, dan kehangatan adalah rejeki yang tak dapat dihitung.

Dunia ini memang terasa timpang..banyak sekali  yang menadah tangan berharap, banyak pula yang sengaja membuang tanpa sebab. Apakah Tuhan memberi ke tangan yang salah?! Tidak, Tuhan Tidak pernah salah, hanya saja Tuhan punya rahasia yang kita hanya diwajibkan berprasangka baik terhadapNya.

Baca Juga : Baby Blues Syndrome Dapat Dicegah

22 komentar

  1. Semua sudah diatur olehNya mbak.. Yang penting sudah berusaha dan berdoa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. usaha..doa..dan sabar...ikhlas.., rangkaian kata yang tak bisa dilepas

      Hapus
  2. Sabar ya. Dulu aku juga langsung hamil smp dibilang salah sandal aja bisa hamil, sedangkan temanku perlu waktu 7 tahun untuk punya anak. Sekarang anakku 2 saja, sedangkan temanku itu 4. Nyalip di tikungan kayak Schumacher :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya..mba.. yg gak sabar malah yang ngeliat..hi2
      Alhamdulilah..masuk tahun ke 5 aku hamil..dan dilima tahun pernikahan kami mendapatkan anugrah..itu..alhamdulilah..

      Hapus
  3. Soal hamil ini terkadang memang sensi ya mba. Saya kadang bisa salah ketika bertemu teman yang sudha menikah tapi lama tak bertemu. Sering kebawa org kebanyakan untuk bertanya standar.. "anaknya sudah berapa?"atau "apa kabar momongan". Jadi merasa bersalah begitu tahu ternyata dia belum dikaruniai anak.

    Setelah itu saya berjanji tak akan bertanya pertanyaan standar lagi biar tak ada yng terluka secara tak sengaja... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bertanya tentang suami juga sensi mba..he2
      niatnya tanya standar juga.. "suami kerja dimana...??"
      ternyata belum bersuami....

      lebih baik tanya apa kabar saja..tentang suami dan anak..biar nyeplos sendiri yang penting jangan kita yang nanya...

      Hapus
  4. Allah maha tahu yang terbaik, mbak.. Saya punya tetangga sudah 11 tahun menikah, dan baru dipercaya Allah di usia perkawinan ke 11, setelah pasrah semua usaha dilakukan dan memilih menikmati. Ternyata malah dikasih. Adalagi yang sampai bayi tabung 2x gagal terus, dan ketika pasrah ikhlas, diberi keturunan. Memang selalu beda-beda cerita ya mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terkadang anugrah itu datang ketika kita lupa... udah..pasrah aja..gak mikirin..eh, tetiba positif aja.., mungkin kalo kepikiran terus ujung2nya stress... nah ketika pasrah..hati dan pikiran tenang...

      Hapus
  5. Aku juga suka envy kalau lihat pasangan suami istri lagi jalan atau bercengkrama sama anak-anaknya yang lucu. Tapi kan Allah lebih tau rencana terindah buat kita ya, Mbak. Suka sebel emang sama pertanyaan seperti itu. Antara care dan kepo yang nyebelin emang tipis bedanya. Kalau direspon dengan negatif malah bikin tambah suntuk aja. Dan saya udah tebel muka kalau ditanya dengan pertanyaan semacam itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. klo ditanya-tanya..mending respon sekenanya..lalu..lupakan... he2, ntar ditanya lagi... jawab dengan kata yang sama.. ga osah ditambahin..pake muka datar.. sedikit cuek..ntar yang nanya bosen sendiri..krna merasa gak diladeni..., *ngajarin yg gak bener..hahahahah

      Hapus
  6. ortu saya menunggu 10 thn sblm ada saya. dan ada bbrp org yg saya kenal yg memilih menerima saja tidak dikaruniai anak. Mereka sampai sejauh ini terlihat okay saja kok hidup berdua. Dan saya sebagai teman tentu saja mendukung pilihan apapun yang mereka jalani selama gak merugikan orang lain. Yg rugi kan yg sirik krn melihat pasangan tanpa anak yg hepi2 aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah..emang gitu mba..kadang orang kadang ada yg usil mulut..pada hal gak ada urusan juga mad ia...

      yg banyak anak...malah ribut mlulu...hi2

      Hapus
  7. Kan bisa pacaran terus mba.. Semangat!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih.... tapi pengen juga pacaran ada yang gangguin...he2

      Hapus
  8. iya betuul..jangan sampai senang melihat orang lain susah

    cmiiw coba food combining...semoga berhasil ya

    BalasHapus
  9. yg sering saya lupa itu bahwa rezeki udah diatur oleh Allah.. malah sibuk hasad sana sini, sampe capek hati capek pikiran.. kerjaannya nangis mulu.. sedang terus2an berjuang melawan setan yg sering bisikin utk hasad sama orang.. terima kasih.. tulisannya bikin saya semangat lg.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya... takutnya rejeki tertolak karena ada perasan suudhon gitu...hati kurang bersih...

      alhamdulilah jika bermanfaat..semoga selalau bisa memeberi manfaat lewat tulisan... terimakasih kunjungannya mba..

      Hapus
  10. Usia pernikahan kami udah masuk tahun ke 15, belum dikaruniai anak, dan tetep bahagia. Ya bahagia dengan cara kami sendiri mba :D. Yg penting mah menikmati hidup aja, malah kayak kami gini bisa bebas kemana2 termasuk traveling jauh. Dan menurutku itu juga bagian dari rezeki yg Allah kasih ke kami :).

    BalasHapus
  11. Sabar ya mbak... saya juga belum hamil...eh maksudnya istri saya... :) Doa & Ikhtiar ...Hasilnya itu hak prerogatif Allah SWT ... Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelapangan hati... Amiin :)

    BalasHapus
  12. Lagi galau karena tamu bulanan masih tetap datang juga... Googling ketemu blog mbak ini. Terima kasih mbak.. ternyata masih banyak yg harus saya pelajari. :(

    BalasHapus
  13. Aku nunggu 4 tahun, dah keballl banget kalo ada yang nyindir. Di tahun ke 4, pas bener2 pasrah dan asik jalan2 ber2 keliling Riau. Tak disangka rezeki berupa telat haid datang,alhamdulillah...

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan kritik dan sarannya di sini yach...:), Tidak terima komentar spam dan komentar mengandung Link,brokenlink , dan harus menggunakan nama semestinya , anonim dan merk tidak akan diterbitkan.