Semua Agama Mengajarkan Kebaikan, itu benar karena jika mengajarkan mencuri, merampok membunuh, itu namanya ketua bandit. Soal agama yang paling benar yang mana, itu tergantung keyakinan masing-masing, agama saya agama kamu, ibadah saya dengan cara saya, dan beribadahlah kamu dengan cara kamu.
Kita bersyukur diajarkan tentang kebaikan , etika, dan nilai moral yang lainnya. Jika ada yang tidak baik itu bukan salah agamanya tapi adalah orangnya, ingat agama mengajarkan kebaikan. Tanpa agama(atheis) pun bisa berbuat baik dan bermoral, jadi kenapa perlu agama?. Dari mana atheis tahu jika sesuatu itu punya nilai kebaikan dan bermoral, sedangkan mereka tidak punya kitab, tidak punya panduan, tidak punya tolak ukur bahwa itu baik atau buruk. Atheis berkembang sekitar abad ke 18 jika tidak salah sekitar tahun 1700-an (mohon maaf jika salah), dimana agama sudah banyak barulah timbul pemberontakan tentang agama mengingkari adanya Tuhan, karena Tuhan itu cuma ada di imajinasi saja, Tuhan itu ciptaan khayalan manusia. Jadi nilai kebaikan atheis pada dasarnya juga mengadopsi kebudayaan dan nilai agama yang sudah berkembang dimasyarakat sebelumnya.
Mengenai kehidupan lebih damai tanpa agama, itu pastilah hanyalah melihat satu sisi kehidupan saja. Keberagaman memang rentan menimbulkan kegaduhan, dan itu sesuatu yang wajar. Apakah cuma agama yang menimbulkan kegaduhan? tentu saja tidak banyak persoalan yang menimbulkan kegaduhan seperti perebutan kekuasaan dan lainnya. Buktinya Jepang yang terkenal atheis yang katanya hidup damai pikiran nya baik, kenapa juga datang membuang banyak waktu tenaga cuma untuk memerangi Indonesia dengan kejam, banyak wanita Indonesia dibikin pelacur dan diperkosa, bangsa Indonesia dijajah, kerja paksa, yang mungkin disana juga termasuk nenek, mbah buyut kita yang jadi korban. Apa yang menjadi ukuran damai, baik dan bermoral itu?
Kita bersyukur memiliki agama, memiliki Tuhan dan mempunyai Do’a. Disaat sedih kita bisa bersujud, mengangkat tangan, berlutut sesuai keyakinan , meminta setetes kedamaian dan ketentraman kepada Tuhan. Kita bahagia ketika kita memiliki do’a yang memberikan ketenangan secara rohani. Mungki orang beragama ada yang bunuh diri , tapi lebih banyak yang atheis yang bunuh diri. Karena mereka tidak punya cara yang bisa mendamaikan jiwa mereka. Tidak heran di Jepang angka bunuh diri sangat tinggi, minuman keras dirumah menjadi hal yang biasa untuk mabuk-mabukan melepas kan masalah (lihat saja di film kartun doraemon sibapak suka pulang dalam keadaan mabuk), banyak tempat game dan perjudian dipenuhi para lanjut usia yang seharusnya jika mereka beragama lebih damai disibukkan dengan ibadah dan ketenangan. Mereka yang hidupnya kelihatan damai belum tentu hatinya damai, buktinya banyak juga yang atheis ingin mencari Tuhan dan ingin memiliki satu agama dan kepercayaan.
Baca Juga : Agama & Identitas
Baca Juga : Agama & Identitas
Dengan agama kita mengenal dosa, dengan perasaan berdosa kita jadi takut untuk berbuat yang tidak baik, semacam perzinahan, pemerkosaan, mencuri dll. Di Negara yang beragama juga banyak yang melakukan perzinahan dan perampokan , tapi pesti lebih banyak yang melakukannya yang tak mempercayai adanya pengawasan Tuhan. Dan bisa dibilang orang yang beragama tapi tidak percaya atau tidak takut dosa, 0,0000000000000000000000000000001% atheis atau sesuai tingkat kadar keimanannya kepada Tuhan (Wallahualam).
Dengan adanya agama hidup lebih bahagia ada perasaan yang berbeda dan istimewa ketika menyambut perayaan-perayaan hari besar, silaturahmi dengan keluarga. Loh, atheis juga bahagia setiap hari, bisa pesta bergembira setiap hari, main music, ketawa-ketawa sesuka hati, karokean dll. Tetapi punya perayaan waktu-waktu khusus itu jauh lebih menyenangkan, jika perayaan dilakukan setiap hari tentu tak punya nilai khusus dan tak ada lagi keistimewaannya. Bakso itu enak, tapi kalau makan tiap hari jadi eneg, ketemu teman dan senang-senang itu asyik, kalau tiap hari pasti bosan, makanya banyak yang atheis merasa jiwanya hampa.
Dengan agama wanita lebih terhormat. Kehidupan berumah tangga adalah impian, bisa menjalani hidup dengan orang yang dicintai. Ada perayaan ada acara yang sakral ketika menyatukan dua insane sehingga terasa begitu istimewa dan mulia. Kebanyakan para atheis hanya mengisi formulir untuk melengkapi syarat administrasi Negara sebagai bukti legal mereka akan terus tinggal serumah sebagai suami istri, ada juga beberapa yang menggunakan cara Kristen di “gereja” (bukan tempat ibadah tapi sekedar tempat pertemuan) mereka, ada pendeta tapi hanya sebagai saksi atau memimpin acara yang tentunya tak ada nama Tuhan disebut. Ya, mereka cuma butuh legal secara hukum negara yang walaupun tanpa itu mereka bisa tinggal serumah dan sekedar komitmen berdua atau antar keluarga saja, bahkan sebelum itu mereka biasanya hidup bebas.
Baca Juga : Menanamkan Keimanan Sejak Dini
Baca Juga : Menanamkan Keimanan Sejak Dini
Mungkin saat ini kita belum taat, mungkin iman kita masih goyah, mungkin tingkat keshalihan kita masih jauh dari yang seharusnya, tapi jangan sampai meninggalkan Tuhan seutuhnya. Hidup itu turun naik , gelap terang, disuatu saaat mungkin kita terperangkap diruang gelap dengan jalan buntu, dengan percaya Tuhan tak akan pernah meninggalkan kita, kita bisa berbalik arah “tersungkur” memohon ampun kepadaNya.
Sebagai orang beragama dan percaya kepada Tuhan, tidak sepatutnya berbicara seakan meyepelekan, meremehkan, megejek sebuah nilai agama. Jika belum bisa taat, setidaknya tidak mengatakan agama itu tak membuat hati tentram dan damai, mungkin kita yang belum bisa fokus untuk mendalami agama, jadi,bukan agama yang salah. Merasa agama terlalu membebani dan kurang ikhlas menjalankan perintah, sehingga merasa terikat dan terkungkung, dan ingin merasa bebas dan mengatakan “tanpa agama orang bisa berbuat baik”, tapi alangkah baiknya jika kita beragama dan terus berbuat kebaikan. Kita saja tak ingin dikatakan buruk, bagaimana kita bisa merendahkan dan terkesan mengejek agama yang diturunkan Tuhan.
Baca Juga : 7 cara mudah memberikan pemahaman agama untuk anak usia balita
Baca Juga : 7 cara mudah memberikan pemahaman agama untuk anak usia balita
Sayangnya, agama ada isu yang mudah banget digoreng dewasa ini. Miris sekali :(
BalasHapusTergantung kita mau digoreng apa nggak...he2
Hapusya , dari kecil anak hrs sudah diajarkan cara beragama yang baik ya, agar dewasa mereka jd pribadi yg santun, menghargai perbedaan dll
BalasHapusSedih juga dengan kondisi di indonesia sekarang yg rawan isu SARA
BalasHapusPenanaman Agama sebaikny adari kecil, supaya toleransi yang pengetahuannya semakin luas. Supaya saat dewasa toleransi ini sangat terjaga, menjadi Indah Indonesiaku
BalasHapussemua agama tentunya mengajarkan kebaikan. tapi entah kenapa di Indonesia tercinta ini agama justru jadi alat untuk memprovokasi :(
BalasHapusAgama lah alasan kita optimis pd hidup,alasan kita berjuang meraih surga. Kalo tdk ada agama hidup rasanya hampa banget ya.ga pny arah tujuan
BalasHapusIya, ketika melihat sebuah sisi buruk dari seseorang yang beragama, tidak lantas kita berhak mengugat untuk apa agama itu jika agama membuat pemeluknya berbuat jahat.
BalasHapusTulisan yang ngademin ati di tengah isu ttg Agama yang memanas.
Kalau kata para founding fathernya atheis, agama adalah sebuah candu..
BalasHapusSungguh sangat disayangkan jika agama dicampur adukkan dengan urusan yg lainnya, dicampur adukkan dengan politik, digunakan utk menjatuhkan orang lain, sungguh agama itu menurut saya, apapun itu menawarkan kebaikan dan kedamaian yg hakiki, hanya saja kaum-kaum pemeluknya terkadang memanfaatkan utk hal yg lainnya
Beragama memang baik, jadi pedoman dalam menjalani kehidupan, sayang sekali agama sekarang jadi alat buat perpecahan, padahal perbedaan dan saling mengasihi itu indah sekali. Semoga kita selalu menjadi manusia yang beragama sebaik-baiknya ya. Amin.
BalasHapusOrang baik yang punya agama, insya Allah kelak akan mendapatkan "sertifikat kelulusan" yg bisa dipakainya untuk masuk surga. Tapi orang baik yg atheis, dia tak bisa masuk surga karena tak punya "sertifikat" dari Allah, krn dia "murid illegal" selama di dunia.
BalasHapusHehe.. pernah baca perumpamaan seperti itu.
Semoga kita semua selalu terjaga iman dan Islamnya (bagi yg muslim) :)
Agama, hal yang sensitif menurutku. Hubungan makhluk hidup dengan Sang Peciptanya, dilakukan searah, tanpa perlu campur tangan makhluk lainnya.
BalasHapusTapi belakangan, agama justru jadi alat pemecah belah, orang orang berbuat keji/kasar dengan dasar agama
Agama itu buat pegangan supaya hidup lebih tenang dan bisa berperilaku baik saat hidup bermasyarakat.
BalasHapusSayangnya, ada saja oknum yg membuat agama menjadi terlihat menyeramkan. Pdhl yang slaah kan manusianya, ajaran agamanya sih pasti menyuruh untuk berbuat kebaikan :(
Paling sedih lagi kalau agama dijual dijadikan alat politik, alat bisnis dll tapi sbnrnya niat si oknum cuma tipu2 :(
Semoga kita menjadi org beragama yg senantiasa bisa menjadi pembawa kebaikan di muka buminya Allah ini ya mbk aamiin
Intinya, agama itu sangat penting untuk kehidupan di dunia maupun nanti di akhirat. Walaupun masih ada orang yang belum percaya terhadap agama, lebih baik kita damai dengan agama. :)
BalasHapusSayangnya, di Indonesia beberapa waktu lalu sempat ada perpecahan dan katanya ada yang bilang ini berbau agama. Untung aja sekarang sudah tidak. Semoga Indonesia selalu damai. Aamiin.
Agama ibarat pelita yang menerangi jalan kita menelusuri kehidupan saat akhir nanti. Pada dasarnya beribadah adalah hak setiap pribadi, tetapi kadang menjadi sumber perdebatan padahal tak seharusnya begitu.
BalasHapussetiap orang punya surganya sendiri dan agama adalah hal yang sangat privat. Jadi aku ga pernah ngomongin agam ke orang lain, membahasnya atau minimal menanyakannya. Semua kaum beragama punya surga.
BalasHapustapi agama juga paling mudah dipakai untuk membuat keributan bahkan sesama orang beragama saling caci. sedih.
BalasHapustapi itu tidak kemudian mengesahkan pernyataan hidup tanpa agama lebih baik. bertuhan tapi tak beragama.
*makin bingunglah saya*
Bergama bikin kita kuat menghadapi sakit. Rata2 orang yg hunuhbdiri di barat sana krn spirituakitas mereka tidak begiu bagus
BalasHapusAgama itu adalah tiang tempat dimana kita berdiri menjalani kehidupan. Kalau tidak ada agama, hidup akan terasa hampa. Dan kalau kita tdk mengakui adanya Tuhan, mana mungkin Tuhan menolong kita.
BalasHapusBaca artikel ini jd inget, pernyataan artis yg itu tuh mbk. Hehehe
Agama ya. Semua orang dari awal lahir pasti diajarkan untuk beragama. Walaupun agamanya beda beda seharusnya saling menghargai satu sama lainnya
BalasHapusYa ampun bagus banget mbak tulisannya. Aku baru engeh, kalo atheis, tahu dari mana bagus atau gak, kan mereka gak punya kitab? Ya walaupun mereka ngerti etika.
BalasHapusDulu temen kuliah aku, ada yg bilang kalo dia ateis, trus bilang "Tuhan tuh cuma ada di pikiran kalian doang" terus reaksi aku dan teman" cuma "Hahh.. Lo ngomong apa? Terus kita ketawain bareng".
Terus di semester akhir dia bilang "Sekarang gue udah percaya Tuhan, tapi gak percaya agama. Terus reaksi kita cuma bilang" Bodo amat dengan segala pikiran lo. Hahahaha...
Dan ternyata dia punya latar belakang dengan orang tua beda agama, ibunya muslim dan ayahnya Budha. Dan dia bilang, di kamar dia atau kamar orangtuanya gitu, kitab Al Quran ada di posisi paling atas buku-buku. Kita iseng nanya, "lo udah pernah pegang atau baca Quran gak?" dan aku lupa dia jawab apa. Hehehe...
Doohh maaf comentnya curhat hehehe
Benar, tiap agama pasti selalu mengajarkan kebaikan dengan sesamanya :)
BalasHapusTanpa agama, hidup hanya ditakar dari materi sehingga angka kematian bunuh diri lumayan banyak. Tapi dewasa ini justru anehnya agama dijadikan tools untuk kepentingan2 tertentu. Semoga orang2 yang begitu lekas sadar dan menempatkan agama sebagai harapan kembali.
BalasHapus